Emas Berkilau di Tengah Badai Ekonomi: Sentuh Rekor Tertinggi Akibat Perang Dagang AS-China dan Pelemahan Dolar

Emas Berkilau di Tengah Badai Ekonomi: Sentuh Rekor Tertinggi Akibat Perang Dagang AS-China dan Pelemahan Dolar

Kepanikan pasar akibat eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah mendorong harga emas dunia melonjak ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada hari Jumat, 11 April 2025, harga emas menembus angka $3.200 per ons troi, mencerminkan kekhawatiran investor yang mencari perlindungan di aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pemicu utama kenaikan harga emas ini adalah kombinasi dari memburuknya hubungan dagang AS-China dan terus melemahnya nilai tukar dolar AS.

Pemicu Kenaikan Harga Emas

  • Perang Dagang yang Memanas: Pengumuman China mengenai peningkatan tarif impor terhadap produk AS hingga 125% telah mengirimkan gelombang kejut ke pasar global. Langkah ini dilihat sebagai eskalasi signifikan dalam konflik dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman.
  • Pelemahan Dolar AS: Nilai tukar dolar AS terus mengalami tekanan, sebagian disebabkan oleh kekhawatiran tentang prospek ekonomi AS dan meningkatnya defisit anggaran. Pelemahan dolar membuat emas, yang dihargakan dalam dolar, menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan global. Analis komoditas dari WisdomTree, Nitesh Shah, berpendapat bahwa emas telah menjadi aset safe haven utama di tengah kekacauan yang disebabkan oleh perang dagang yang diprakarsai oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.
  • Aksi Jual Obligasi Pemerintah AS: Aksi jual besar-besaran terhadap obligasi pemerintah AS menunjukkan penurunan kepercayaan global terhadap AS sebagai mitra dagang yang dapat diandalkan, yang semakin memicu permintaan akan aset safe haven seperti emas.
  • Faktor Pendukung Lainnya: Selain dua faktor utama di atas, beberapa faktor lain juga berkontribusi pada kenaikan harga emas, termasuk:
    • Pembelian emas oleh bank sentral di berbagai negara.
    • Ketidakpastian geopolitik global.
    • Aliran dana yang signifikan ke Exchange Traded Funds (ETF) berbasis emas.
    • Ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

Performa Logam Mulia Lainnya

Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan harga yang signifikan. Perak mencatat kenaikan sebesar 3,2% menjadi $32,18 per ons troi. Di sisi lain, platinum mengalami penurunan tipis sebesar 0,2% menjadi $936,36 per ons troi, sementara paladium naik 0,7% ke level $914,87 per ons troi.

Prospek Harga Emas ke Depan

Tai Wong, seorang trader logam independen, memperkirakan bahwa meskipun mungkin ada koreksi harga emas dalam jangka pendek, tren jangka menengah tetap menunjukkan potensi kenaikan. Namun, analis dari UBS memperingatkan bahwa tren kenaikan harga emas dapat terhambat jika terjadi perbaikan dalam hubungan dagang antara AS dan China, meredanya ketegangan geopolitik, dan perbaikan signifikan dalam kondisi makroekonomi dan fiskal AS.

Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) AS untuk bulan Maret turun 0,4%, di luar ekspektasi pasar. Meskipun demikian, lonjakan tarif impor diperkirakan akan mendorong inflasi dalam beberapa bulan mendatang. Pelaku pasar saat ini memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga acuan pada bulan Juni 2025, dengan total penurunan mencapai sekitar 90 basis poin hingga akhir tahun.

Kesimpulan

Lonjakan harga emas menjadi bukti nyata dari meningkatnya kekhawatiran investor terhadap dampak perang dagang AS-China dan ketidakpastian ekonomi global. Emas terus membuktikan dirinya sebagai aset safe haven yang dapat diandalkan di tengah badai ekonomi. Namun, penting untuk diingat bahwa pasar komoditas selalu dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Investor harus tetap waspada dan mempertimbangkan dengan cermat risiko dan peluang sebelum membuat keputusan investasi.