Penggunaan Paylater di Kalangan Masyarakat Meningkat, OJK Catat Pertumbuhan Kredit Hingga Februari 2025

Pertumbuhan Pesat Paylater: OJK Soroti Tren Kredit 'Beli Sekarang, Bayar Nanti'

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini mengungkapkan data yang menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam penggunaan fasilitas buy now pay later (BNPL) atau yang lebih dikenal dengan paylater di kalangan masyarakat Indonesia. Per Februari 2025, tercatat outstanding atau baki debet kredit paylater yang disalurkan melalui perbankan mencapai angka Rp 21,98 triliun. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 36,60 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Fenomena paylater ini memang sedang menjadi sorotan. Kemudahan yang ditawarkan dalam bertransaksi, khususnya dalam berbelanja online, membuat layanan ini semakin digandrungi. Pada bulan Januari 2025, pertumbuhan pembiayaan paylater bahkan sempat menyentuh angka 46,45 persen secara year-on-year (yoy). Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (11/4/2025), menyampaikan bahwa jumlah rekening penerima pembiayaan paylater tercatat sebanyak 23,6 juta. Meskipun sedikit menurun dibandingkan bulan Januari yang mencapai 24,44 juta rekening, angka ini tetap menunjukkan skala penggunaan paylater yang cukup besar.

Analisis Lebih Dalam Terkait Kredit Paylater

Dian Ediana Rae juga menjelaskan bahwa porsi kredit paylater perbankan saat ini tercatat sebesar 0,25 persen dari total penyaluran kredit. Meskipun terbilang kecil, OJK tetap mewaspadai pertumbuhan paylater yang pesat ini. Hal ini dikarenakan potensi risiko yang mungkin timbul, seperti gagal bayar atau peningkatan konsumsi yang tidak terkontrol. Berikut poin penting terkait kredit paylater:

  • Pertumbuhan Tinggi: Pertumbuhan paylater yang signifikan menunjukkan minat masyarakat yang besar terhadap layanan ini.
  • Porsi Kecil: Meskipun tumbuh pesat, porsi kredit paylater masih relatif kecil dibandingkan total kredit perbankan.
  • Potensi Risiko: OJK mewaspadai potensi risiko gagal bayar dan peningkatan konsumsi yang berlebihan.

Kondisi Kredit Perbankan Secara Umum

Terlepas dari fenomena paylater, secara umum penyaluran kredit perbankan di Indonesia menunjukkan tren positif. Hingga Februari 2025, total penyaluran kredit mencapai Rp 7.825 triliun, tumbuh 10,30 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini melanjutkan tren positif yang terjadi pada bulan Januari dengan pertumbuhan 10,27 persen. Dian Ediana Rae merinci bahwa kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 14,62 persen, diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 10,31 persen, dan kredit modal kerja sebesar 7,66 persen.

Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kualitas Kredit

Dari sisi penghimpunan dana, perbankan berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 8.926 triliun, meningkat 5,75 persen secara tahunan. Secara rinci, giro tumbuh 6,09 persen, tabungan naik 7,21 persen, dan deposito tumbuh 4,25 persen. Sementara itu, kualitas kredit perbankan dinilai masih terjaga dengan baik. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 2,22 persen, sedangkan NPL net sebesar 0,81 persen.

Dengan demikian, meskipun pertumbuhan paylater menjadi perhatian khusus, secara keseluruhan sektor perbankan di Indonesia menunjukkan kinerja yang solid. Pertumbuhan kredit yang positif, penghimpunan DPK yang stabil, dan kualitas kredit yang terjaga menjadi indikator penting yang mendukung stabilitas sistem keuangan nasional.