Misteri Sagittarius C: Teleskop Webb Ungkap Jalinan Plasma dan Medan Magnet di Pusat Bima Sakti

Misteri Sagittarius C: Teleskop Webb Ungkap Jalinan Plasma dan Medan Magnet di Pusat Bima Sakti

Penelitian terbaru menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) mengungkap detail mencengangkan tentang Sagittarius C, sebuah wilayah pembentuk bintang ekstrem yang terletak di dekat pusat Galaksi Bima Sakti. Observasi ini memberikan wawasan baru mengenai dinamika pembentukan bintang di lingkungan galaksi yang unik dan padat, serta peran medan magnet dalam proses tersebut.

Sagittarius C, terletak sekitar 200 tahun cahaya dari lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti, merupakan wilayah yang kaya akan awan gas dan debu antarbintang. Awan-awan ini secara bertahap runtuh selama jutaan tahun, memicu kelahiran ribuan bintang baru. Namun, laju pembentukan bintang di Zona Molekuler Pusat (CMZ), wilayah terdalam galaksi tempat Sagittarius C berada, ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan, memicu rasa ingin tahu para ilmuwan.

Penemuan Filamen Plasma dan Medan Magnet

Dengan menggunakan JWST, tim peneliti yang dipimpin oleh John Bally dari University of Colorado Boulder, berhasil mengamati Sagittarius C dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka menemukan jaringan filamen gas hidrogen panas yang panjang dan terang, menyerupai untaian spaghetti kosmik. Filamen-filamen ini, yang terbuat dari plasma, membentang beberapa tahun cahaya dan tampaknya dipengaruhi oleh medan magnet yang kuat.

"Karena medan magnet tersebut, Sagittarius C memiliki bentuk yang sangat berbeda, tampilan yang berbeda dibandingkan dengan wilayah pembentuk bintang lainnya di galaksi yang jauh dari pusat galaksi," kata peneliti Samuel Crowe dari University of Virginia.

Peran Medan Magnet dalam Pembentukan Bintang

Medan magnet diduga memainkan peran penting dalam mengatur laju pembentukan bintang di Sagittarius C. Medan magnet yang kuat dapat menekan keruntuhan awan molekuler, sehingga memperlambat proses kelahiran bintang. Selain itu, radiasi yang dipancarkan oleh bintang-bintang muda juga dapat menghamburkan gas dan debu di sekitarnya, menghambat pembentukan bintang lebih lanjut.

Nasib Akhir Sagittarius C

Seperti tempat pembibitan bintang lainnya, Sagittarius C tidak akan abadi. Bintang-bintang yang telah terbentuk di wilayah ini secara bertahap menghancurkan awan molekuler di sekitarnya melalui radiasi dan angin bintang. Dalam beberapa ratus ribu tahun mendatang, Sagittarius C diperkirakan akan kehilangan sebagian besar awan molekulnya, menandai berakhirnya era pembentukan bintang di wilayah ini.

Perbandingan dengan Nebula Orion

Berbeda dengan Nebula Orion, tempat pembibitan bintang terdekat dari Bumi yang memiliki struktur yang relatif mulus, Sagittarius C menunjukkan penampilan yang lebih kompleks dan bergejolak. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh pengaruh medan magnet yang lebih kuat di Sagittarius C, yang memberikan bentuk unik pada wilayah tersebut.

Implikasi Penelitian

Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang proses pembentukan bintang di lingkungan galaksi yang ekstrem. Memahami peran medan magnet dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi laju pembentukan bintang di Sagittarius C dapat membantu kita memahami evolusi galaksi secara keseluruhan.

Berikut adalah beberapa poin penting dari penelitian ini:

  • Penemuan filamen plasma yang dipengaruhi oleh medan magnet yang kuat di Sagittarius C.
  • Medan magnet diduga memperlambat laju pembentukan bintang di wilayah tersebut.
  • Sagittarius C diperkirakan akan kehilangan sebagian besar awan molekulnya dalam beberapa ratus ribu tahun mendatang.
  • Penelitian ini memberikan wawasan tentang pembentukan bintang di lingkungan galaksi yang ekstrem.

Dengan terus mempelajari Sagittarius C dan wilayah pembentuk bintang lainnya, para ilmuwan berharap dapat mengungkap lebih banyak misteri tentang alam semesta dan asal-usul bintang-bintang yang menghiasi langit malam.