Jalan-jalan Sambil "Healing", Perlukah Pendamping Psikolog?

  • 8 Tanda Stres Merusak Tubuhmu dan Cara Mengatasinya
  • Apakah Kamu Butuh Healing Trip? Cek Kriteria Berikut

Sebagai contoh, salah satu klien Fitri mengidap Borderline Personality Disorder (BPD) dan memiliki kecenderungan melukai diri sendiri.

Ia mengungkapkan keinginan untuk healing trip ke luar negeri. Namun, Fitri menyarankan hal lain.

Pasalnya, klien tersebut memiliki riwayat melukai diri sendiri di tempat umum.

"Aku tidak menyarankan. Akhirnya, diarahkan ke hal positif. Yang bisa dia lakukan apa, ganti fokus perhatian," kata Fitri.

"Setelah digali, dia bilang ingin melakukan sesuatu yang belum pernah dicoba, tapi tertarik melakukannya, yakni street photography," imbuh dia.

Street photography pun dipilih sebagai "healing trip" versi kliennya karena rupanya hal tersebut berhasil membuatnya nyaman.

Sementara itu, psikolog sekaligus Ketua Lembaga M.eureka Psychology Consultant Meity Arianty STP., M.Psi. mengatakan, healing trip tidak perlu didampingi psikolog.

Hanya saja, ia tetap merekomendasikan pendampingan oleh orang lain.

"Yang terbaik adalah melalui (healing trip) sendirian, atau bersama orang yang membuat kita nyaman," ujar Meity yang juga berprofesi sebagai Dosen Psikologi di Universitas Gundarma kepada salah satu media nasional, sesuai yang dikompilasi kumpulan berita terkini Rabu.

Sebagai informasi, salah satu kegiatan healing trip yang bisa diikuti adalah yang diselenggarakan oleh Cup of Stories.

Namun, mereka membatasi peserta sebanyak enam sampai sepuluh orang per kegiatan.

Baca juga:

  • 10 Langkah Healing dari Trauma
  • Bau Badan? Penyebabnya Bisa Jadi karena Stres

Umumnya, para peserta mengalami permasalahan psikologis yang sama karena telah disortir berdasarkan tema healing trip dan pertanyaan lainnya dari Cup of Stories saat pendaftaran.

Sepanjang kegiatan, ada beragam aktivitas yang dapat dilakukan, seperti perkenalan.

Kemudian bermain monopoli yang kami buat sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan psikologi, short journaling, dan sharing session.

Dalam acara sharing session, para peserta tidak hanya menceritakan permasalahan mereka, tetapi mendapat feedback dari Fitri yang turut mendampingi.

Pada akhir kegiatan, para peserta akan diajarkan cara mengubah pikiran dalam diri melalui teknik Cognitive Behaviour Theory (CBT).

Terkait pembatasan peserta, ini dilakukan agar hanya orang-orang dengan permasalahan psikologis yang sesuai tema saja yang berpartisipasi.

Ia khawatir, peserta dengan permasalahan yang berbeda tidak "membawa pulang" apapun usai mengikuti healing trip.

Sementara itu, healing trip seharusnya memberikan perspektif baru untuk membantu para peserta menemukan solusi bagi permasalahannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/06/21/195030120/jalan-jalan-sambil-healing-perlukah-pendamping-psikolog