Cerita Fani, Perawat Lansia Alzheimer yang Tidak Kapok meski Pernah Dituduh Mencuri

Laporan kumpulan berita terkini dari berbagai media nasional - Fani (25), sehari-hari bekerja sebagai perawat orang lanjut usia (lansia) penderita Alzheimer, mengaku pernah dituduh mencuri oleh orang-orang yang dirawatnya.

Hal ini dialami Fani selama satu tahun terakhir bekerja sebagai perawat di Kanopi Nursing Home.

Bahkan, Fani sempat dituduh mencuri oleh salah satu pasien yang dirawatnya. Saat itu, Fani bertugas sebagai penanggung jawab untuk oma yang baru saja masuk ke rumah perawatan itu.

“Saya waktu itu penanggung jawab dia. Jadi, saya yang urus berkas-berkas, yang simpan semua berkas-berkas. Mungkin di situ dia melihatnya lain. Cuma ya saya enggak masalah,” ujar Fani saat diwawancarai di kantor Kanopi Nursing Home di Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (16/9/2024).

Selesai menyimpan berkas-berkas seperti KTP dan dokumen-dokumen yang diserahkan oleh pihak keluarga, Fani masuk ke kamar tempat oma berada.

“(Saat Fani sudah di dalam kamar), tiba-tiba omanya ini bilang, ‘Itu KTP saya disembunyikan’. (Waktu itu) saya cuma tanya kenapa? Dia (Oma) bilang, ‘Enggak, KTP saya disembunyikan, takutnya kamu pakai buat yang lain-lain,” jelas dia.

Ketika tudingan ini terjadi, Fani mencoba menjelaskan kalau KTP dan dokumen oma berada di tempat yang aman. Namun, Oma tidak percaya dan terus menuduh Fani telah mengambil KTP-nya.

Karena di kamar ada penghuni lain, oma ini justru mengadu pada lansia lainnya. Untuk meredam suasana, Fani dan satu perawat lain tukar tugas. Oma yang khawatir KTP-nya diambil tidak lagi ditangani oleh Fani.

“Saya alihkan (dulu biar) bicara lain dan oper (oma) ke perawat lain. Takutnya, semakin emosi, takutnya tekanan darah (oma) juga semakin naik,” jelas Fani.

Dia mengatakan, cara ini biasanya efektif karena mereka yang telah mengalami demensia biasanya akan lupa dengan peristiwa yang terjadi saat itu.

Fani mengaku tidak pernah marah atau sakit hati menghadapi tingkah opa oma yang kadang-kadang tidak mengenakkan.

“Namanya opa oma sudah demensia, sudah Alzheimer ya. Jadi, kita memahami saja kalau kondisi mereka sedang sakit. Jadi, kita enggak ambil hati, ya harus sabar,” lanjut dia.

Dikira anak pasien

Fani bercerita, suatu ketika dia dipanggil oleh salah satu penghuni terlama di Kanopi yang biasa dipanggil Popo. Popo adalah kata dalam bahasa Mandarin berarti nenek.

“(Popo memanggil) Ling Ling, Ling Ling. Saya jawab, iya Ma,” ujar Fani.

Fani tersenyum lebar saat mengingat kembali momen itu. Pasalnya, Popo yang biasanya bicara hanya sepatah dua patah kata tiba-tiba banyak bicara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/09/19/08022891/cerita-fani-perawat-lansia-alzheimer-yang-tidak-kapok-meski-pernah