Pesanan 3000 Nasi Kotak Mendadak Dibatalkan H-1 Acara PON 2024, Penjual Kecewa sampai Rela Ngutang
11-September-24, 12:38- Kisah oknum pengurus makanan acara PON 2024 yang tega membatalkan pesanan H-1 setelah memesan 3000 kotak, viral di media sosial.
Hal ini diketahui lewat curhatan seorang ibu penjual nasi kotak yang kecewa pesanannya dibatalkan sepihak, tepat di H-1.
Curhatan ibu penjual nasi kotak itu pun viral di media sosial.
Curhatan sang ibu yang merasa kecewa pesanannya dibatalkan hingga mengalami kerugian ini diketahui dari unggahan akun Instagram @medsos_rame, Selasa (10/9/2024).
Dalam unggahan tersebut, sang ibu merekam kotak nasi yang berjejer rapi di atas dan di bawah meja.
Sang ibu mengaku sudah menyiapkan 1000 nasi untuk acara PON 2024 .
Ia juga diminta menyiapkan 2000 kue yang akan dibagikan bersama nasi tersebut.
Namun pilu, H-1 pesanan tersebut mendadak dibatalkan secara sepihak.
Mirisnya, sang ibu mengaku jika para pegawainya yang merupakan janda-janda juga mengalami kerugian.
Padahal mereka banyak yang mencari nafkah dari pekerjaan tersebut.
"Hai, korban makanan sudah siap kotak-kotak untuk nasi kotak PON sebanyak 1000 dan kue 2000, barang-barang siap tiba tiba H-1 dibatalkan sepihak," katanya.
"Lihatlah, padahal modal sendiri, modal untuk buat nasi 1000 dan kue 2000, tahu-tahu dibatal tiba-tiba," imbuh si ibu.
"Yang kerja ini janda janda, begebuk bekerja," tuturnya.
Betapa kecewanya penjual nasi kotak ini mendadak dibatalkan sepihak H-1 acara.
Akibat kejadian ini, pihak penjual nasi kotak mengalami kerugian karena sebelumnya sampai harus meminjam uang modal.
Dalam video lainnya, penjual nasi kotak ini bahkan sampai meminjam modal ke saudara-saudaranya untuk modal tersebut.
"Nih, orang nih udah pernah ikut rapat, lihatlah korban-korban nih, para oknum yang tidak bertanggung jawab."
"Kalau memang enggak mau kasih, tolong jangan kasih harapan, karena orang nih modalnya pun ngutang cari ke orang, ini jujur langsung dari korban."
"Kasihan banyak sekali korban, ada orang dalam, ada yang main-main ini, ini janda semua, kita kan berharap, masih banyak korban lain," kata si ibu dengan marah.
Unggahan ini pun mendapat beragam komentar dari netizen.
"kasian ibu ini. smoga di lancar kan rezekiny amin.."
"Selalu hati2 ya bu utk selanjut nya harus dp min 50 persen"
"Jaman sekarang tanpa DP jangan lah berani trima order!"
Kejadian serupa juga pernah menimpa dua pengusaha katering korban penipuan pesanan mengatasnamakan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, hingga rugi hampir Rp1 M.
Pengusaha katering di Kota Solo, Jawa Tengah, ini jadi korban order fiktif makanan pada awal Ramadhan 2024.
Kini korban mengaku bingung lunasi utang yang mencapai Rp960 juta.
Kedua korban yakni SP dan KSW adalah pengusaha katering asal Sukoharjo.
Mereka menjadi korban penipuan katering buka puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, yang dilakukan oleh E.
Terduga pelaku berinisial E merupakan menantu dari SP, warga Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.
Sedangkan KSW merupakan teman sejak Sekolah Menengah Atas (SMA) terduga pelaku E.
KSW merupakan warga Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat, mengungkapkan awal mula kejadian.
Ia menjelaskan bahwa orderan katering tersebut bukan dari Masjid Sheikh Zayed, melainkan orderan dari pihak luar sebagai sedekah selama bulan Ramadhan 2024 lalu.
Ia menceritakan, makanan buka puasa ini tiba saat awal Ramadhan 2024 pada waktu sahur dan berlanjut buka puasa.
"Awalnya pas sahur. Kan kita tolak karena tidak ada orang. Yang mendistribusikan siapa itu juga darimana, tidak jelas," cerita Munajat pada Jumat (19/4/2023).
Tak berhenti di situ, makanan dari katering tersebut kembali tiba keesokan harinya menjelang berbuka sebelum azan magrib berkumandang.
"Besoknya mereka kirim pas buka. Tetap kita tolak. Tapi mereka memaksa dengan alasan itu shodaqoh. Kebetulan yang antar (terduga pelaku) E itu," katanya.
Kemudian pengurus sempat menerima adanya ratusan paket berbuka dan takjil tersebut.
Setiap harinya, pihak katering tersebut mengirimkan 800 menu buka puasa dengan rincian 400 kardus makan dan 400 takjil.
Namun sempat menanyakan kembali ke pihak katering soal kualitas makanan.
"Kalau nanti ada makanan yang kualitasnya jelek akan jadi masalah. Yang kedua, jangan-jangan nanti minta bayaran."
"Tapi waktu itu dia jawabnya ini sudah dibayar. Shodaqoh dari hamba Allah. Namanya shodaqoh masak kita tolak?" paparnya.
Sementara itu, terkait mekanisme pengelola menu berbuka puasa di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo, dia mengatakan mengunakan sistem lelang dengan masa kontrak tiga hari berulang.
Maka dari itu, dia menegaskan bahwa kasus penipuan katering dengan pelaku E, tidak berkaitan dengan Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo.
"Kita sudah punya sistem order makanan. Kita kan lelang terbuka. Kontraknya pun tiap tiga hari."
"Kita cek semua, nama dan catering itu tidak ada. Tidak pernah melakukan pendaftaran."
"Kita dirugikan karena mengatasnamakan Masjid Zayed saat pesan katering itu," paparnya.
Korban SP bercerita, kejadian ini bermula saat menantunya mengaku dapat pesanan makanan menu buka puasa di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Total 800 paket, dengan rincian 400 kotak makan dan 400 takjil.
Orderan tersebut kemudian dibagi dengan KSW.
"Mendapatkan orderan 800 paket. Setiap porsi makanan harganya Rp25.000, dan takjil Rp15.000," kata SP di Mapolresta Solo, Jumat (19/4/2024).
Lebih lanjut, setiap harinya dia dan anaknya mengirimkan menu berbuka puasa ke Masjid Sheikh Zayed Kota Solo.
Selain itu, setiap minggunya pada bulan Ramadhan, dia diminta untuk mengirimkan nota pembayaran.
Dia dijanjikan akan dibayar pada tiga hari kemudian.
Namun selama akhir pembayaran tersebut tidak dikirimkan.
SP mengaku awalnya tidak menaruh curiga karena terduga pelaku merupakan menatunya.
Sehingga SP percaya kepada E karena dibuktikan dengan sejumlah chat dan sering beraktivitas di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo.
"Saya percaya, dari Masjid, dari E. Dia juga sering keluar masuk Masjid. Percaya adanya kerja samanya itu," ujarnya.
Korban lainnya, KSW mengaku terlilit utang karena penipuan ini.
Dia mengaku kehabisan dana untuk modal sehingga berutang.
"Modal saya itu berjibaku utang ke pasar, tetangga. Di situ minta jatuh temponya sebelum Lebaran, tapi saya belum bisa melunasi," kata KSW.
Dia berharap mendapatkan pembayaran dari pengirimannya untuk menutup utang-utangnya.
Diketahui, total kerugian yang harus ditanggung bersama sebesar nyaris Rp1 M yakni Rp960 juta.
KSW tak menyangka ditipu ratusan juta oleh teman yang sudah dikenalnya lama.
Apalagi selama Ramadhan, mereka selalu berkomunikasi terkait pesanan katering tersebut.
Sementara itu, kuasa hukum korban, Kalono menjelaskan jika korban dan terduga pelaku saling kena sejak lama.
Mereka sering melakukan pertemuan sebelum adanya perjanjian atas orderan tersebut di Kota Solo.
"Ada beberapa kali pertemuan. Waktu itu dia mengatakan pokoknya pesan begitu saja."
"Karena sering main di Masjid Syeikh Zayed. Jadi dikiranya benar-benar orang masjid," paparnya.
Lanjutnya, korban sempat menagih ke terduga pelaku sebelum melaporkan ke kepolisian.
Namun pelaku selalu mengelak hingga melarikan diri.
"Ya tentu keahlian yang merayu orang percaya. Korban dan terduga pelaku melakukan pembayaran setelah Lebaran."
"Tapi dia izin ke kamar kecil, kemudian pergi tidak kembali," jelasnya.
Sementara itu, Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dugaan penipuan itu.
"Kita tindak lanjuti. Namun kita juga arahkan untuk mengumpulkan bukti-bukti sekalian," kata Iwan.