Staf PBB bersama konvoi di Gaza dibebaskan setelah ditahan pasukan Israel
10-September-24, 16:22Selasa, 10 September 2024 13:26 WIB
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini menyatakan konvoi yang membawa kendaraan dan staf PBB yang ditahan oleh pasukan Israel di Gaza utara pada Senin (9/9) akhirnya dibebaskan setelah ditahan selama beberapa jam. /ANTARA/Anadolu/PY
Washington - Sebuah konvoi yang membawa kendaraan dan staf PBB yang ditahan oleh pasukan Israel di Gaza utara pada Senin (9/9) akhirnya dibebaskan setelah ditahan selama beberapa jam, kata Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
"Konvoi tersebut dihentikan dengan todongan senjata tak lama setelah memasuki pos pemeriksaan Wadi Gaza dengan ancaman untuk menahan staf PBB. Kerusakan parah terjadi pada kendaraan lapis baja PBB akibat terkena buldoser," ungkap Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di platform X.
Lazzarini mengatakan bahwa pasukan Israel menahan konvoi PBB tersebut selama lebih dari delapan jam meskipun sebelumnya telah dilakukan koordinasi secara terperinci. Baca juga: Konvoi PBB bawa bahan bakar dan obat ditahan masuk Gaza oleh Israel Konvoi tersebut membawa staf nasional dan internasional yang sedang dalam perjalanan untuk melaksanakan kampanye vaksinasi polio bagi anak-anak di Kota Gaza dan Gaza utara, tambahnya.
"Kami belum dapat memastikan apakah kampanye polio akan berlangsung besok (Selasa) di Gaza utara," lanjutnya.
Insiden signifikan ini, lanjut Lazzarini, adalah pelanggaran terbaru dalam serangkaian pelanggaran terhadap staf PBB, termasuk penembakan terhadap konvoi dan penangkapan oleh pasukan Zionis Israel (IDF) di pos pemeriksaan meskipun telah ada pemberitahuan sebelumnya.
Lazzarini menekankan bahwa staf PBB harus diizinkan menjalankan tugas mereka dengan aman dan dilindungi setiap saat sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional. Ia menambahkan, "Gaza tidak boleh dikecualikan."
Perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza – dan hampir memasuki waktu satu tahun – telah menewaskan sekitar 41.100 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta melukai hampir 94.800 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang terus berlanjut di wilayah tersebut telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayahnya hancur.
Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional terkait tindakannya di Gaza. Sumber: Anadolu-OANA