23 Kabupaten-Kota di Jateng Masuk Kategori Tinggi, Hasil Analisis Kerawanan Konflik Pilkada 2024
10-September-24, 03:2923 kabupaten-kota di Jawa Tengah masuk dalam daerah rawan konflik bahkan berkategori tinggi pada Pilkada 2024.
Menyikapi hal tersebut, Polda Jateng pun menjamin keamanannya.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo berkomitmen tidak menganaktirikan dalam memberikan keamanan di semua daerah Jawa Tengah yang menggelar Pilkada 2024.
Irjen Pol Ribut menyebut, semua daerah menjadi prioritas dalam hal keamanan.
"Kami prioritaskan keamanan bagi semua daerah di Jawa Tengah pada Pilkada 2024," kata dia selepas memberikan arahan kepada sejumlah perwira di Polrestabes Semarang , Selasa (3/9/2024).
Pertemuan antara Kapolda Jateng dengan sejumlah perwira tersebut berlangsung tertutup.
Pertemuan dilakukan untuk membahas beberapa hal berkaitan Pilkada 2024.
Termasuk membahas pelaksanaan teknis Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang tak lama lagi dilakukan oleh Polrestabes Semarang .
"Semua daerah rawan di Jawa Tengah sudah kami antisipasi."
"Untuk di Semarang (Ibu Kota Jawa Tengah) sedang dilakukan penyiapan latihan Sispamkota untuk hadapi Pilkada 2024," sambung Irjen Pol Ribut Hari Wibowo kepada , Selasa (3/9/2024).
Disamping itu, mantan Kapolresta Surakarta ini meminta kepada anggotanya untuk netral selama jalannya Pilkada 2024.
Tujuannya agar menjaga wilayah tetap nyaman dan kondusif.
"Ada anggota yang melanggar, kami sanksi sesuai aturan," katanya.
Sementara, kajian pengamat politik dari Undip Semarang menyebut ada 23 kabupaten-kota di Jawa Tengah berpotensi memiliki persaingan politik tinggi.
Artinya, persaingan di 23 daerah tersebut lebih ketat dan berpeluang memunculkan konflik.
Pengamat Politik dari Undip Semarang , Wahid Abdulrahman memetakan tingkat kompetisi politik saat Pilkada 2024 di Jawa Tengah.
Hasil analisisnya, 23 kabupaten-kota masuk kategori wilayah dengan tingkat kompetisi politik tinggi.
5 daerah masuk kategori sedang. 7 daerah kategori rendah.
"Variabel penentu tingkat kompetisi dalam pilkada di Jawa Tengah meliputi jumlah pasangan calon, eksistensi petahana, mesin politik, modal sosial, dan dukungan finansial yang dimiliki oleh pasangan calon," papar Wahid Abdulrahman kepada , Selasa (3/9/2024).
Mahasiswa Program Doktoral Goethe University Frankftur Jerman ini menyebut, tingkat kompetisi yang tinggi atau ketat itu berpotensi terjadi di Kota Semarang , Kendal, Demak, Kudus, Kota Salatiga, Jepara, Pati, Rembang, Grobogan, Sragen.
Selanjutnya, Karanganyar, Wonogiri, Klaten, Kota Surakarta, Kota Magelang, Temanggung, Purworejo, Kebumen, Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, Kota Tegal, dan Batang.
Dia mencontohkan, Kebumen masuk kategori tinggi karena terdapat dua bakal paslon yakni satu paslon petahana (Arif Sugiyanto-Ristawati P yang diusung oleh PDIP, Partai Golkar, PKS, PAN, PPP, Partai Perindo, Partai Buruh, PBB) dan satu paslon penantang (Lilis Nuryani-Zaeni M diusung oleh PKB, Partai Nasdem, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PSI, Partai Gelora, Partai Ummat).
"Secara dukungan partai keduanya relatif berimbang."
"Sementara paslon penantang memiliki jaringan politik, modal sosial, dan finansial yang kuat, sehingga Pilkada di Kebumen berlangsung sengit," katanya.
Sebaliknya, tingkat kompetisi yang rendah berpotensi terjadi di 7 kabupaten/kota yakni Kabupaten Semarang , Blora, Sukoharjo, Wonosobo, Banyumas, Brebes, dan Kota Pekalongan.
Di wilayah tersebut terdapat 1 paslon yang sangat mendominasi bahkan di beberapa daerah seperti di Brebes dan Banyumas berpotensi melawan kotak kosong.
"Di Brebes bakal paslon Paramitha Widya K-Wurja diusung oleh 11 partai, 98 persen suara sah atau 100 persen kursi DPRD."
"Di Banyumas bakal paslon Sadewo Tri L-Dwi Asih didukung 12 partai," tandasnya.