Renungan Harian Katolik Sabtu 7 September 2024, Tuhan atas Hari Sabat

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

- Renungan Harian Katolik Sabtu 7 September 2024, Tuhan atas Hari Sabat

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa Pekan XXII

HUT Legio Maria ke 103

Lectio: 1Korintus 4:6b-15; Mazmur 145:17-18.19-20.21

Injil: Lukas 6:1-5.

Meditatio Penginjil Lukas berkisah tentang murid-murid Yesus memetik bulir gandum dan memakannya pada hari Sabat.

Beberapa orang Farisi lagi-lagi mengkritik tindakan para murid Yesus yang memetik bulir gandum sambil berjalan dan memakannya karena mereka lapar. Tindakan para murid ini dikritik karena bertentangan dengan hukum Sabat.

Memetik gandum dan memakannya tidak bertentangan dengan Hukum Taurat (Ul. 23:25). Yang menjadi soal adalah mengapa tindakan itu dilakukan pada hari Sabat. Orang-orang Yahudi yang taat menjalankan hukum Sabat – dari matahari terbenam Jumat petang hingga matahari terbenam Sabtu petang –menghormati Tuhan pada hari itu dengan tidak melakukan pekerjaan apa pun. Mereka dilarang melakukan pekerjaan karena Allah sendiri juga beristirahat pada hari yang ketujuh (Kel. 20:11; Kej. 2:2-3).

Apa tanggapan Yesus terhadap kritikan itu? Yesus mengingatkan mereka akan Daud yang melarikan diri karena hendak dibunuh oleh Raja Saul (1Sam. 21:1- 9). Dalam pelariannya, Daud meminta lima roti, dan Imam Ahimelekh memberikan kepadanya roti kudus yang dipersembahkan kepada Allah.

Menurut Im. 24:5-9, roti ini dikhususkan untuk para imam dan harus dimakan di tempat kudus. Namun, Imam Ahimelekh memberikan beberapa kepada Daud dan orang-orang yang melarikan diri bersamanya. Dia melakukan hal itu karena Daud adalah raja pilihan Allah, sedang melaksanakan misi yang suci, dan sedang lapar.

Yesus rupanya ingin menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan hidup manusia harus berada di atas peraturan yang bersifat legalistis. Hukum bukan untuk membuat hidup manusia lebih sulit, tetapi untuk membantunya hidup lebih baik dan bermartabat. “Sabat dibuat untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk. 2:27).

Dengan ini Yesus memperlihatkan bahwa diri-Nya bukan seorang yang legalis, tetapi seorang yang mencintai manusia. Dia tidak menekankan ketaatan pada hukum sebagai inti ajaran-Nya, tetapi kasih dan pengampunan.

Karena itu, kita diundang untuk tidak menghakimi orang lain hanya dengan berdasarkan pada peraturan legal-formal dalam hidup keagamaan kita. Kita perlu menjadikan sikap dan tindakan Yesus sebagai model dalam menjalankan peraturan dan hukum dalam kehidupan agama kita. Patut disadari bahwa peraturan dan hukum Allah tidak pernah mengesampingkan dan menyingkirkan kebutuhan hidup kita sebagai manusia (Alfons Jehadut, https://www.lbi.or.id/2019/09/07).

Hukum bukanlah peraturan yang mati. Yesus mengajarkan bahwa hukum baru yang ditawarkan adalah hukum yang membebaskan dan menyelamatkan umat manusia. Hukum diciptakan untuk manusia dan bukan sebaliknya.

Hari ini kita merayakan Ulang Tahun Legio Maria ke 103. Pada tanggal 7 September 1921 Frank Duff mendirikan Legio Maria . Ini adalah organisasi apostolik awam yang melayani Gereja, di bawah bimbingan para imam. Adapun tujuan Legio Maria adalah pengembangan spiritual para anggotanya dan memajukan pemerintahan Kristus melalui Bunda Maria.

Legio Maria sudah mendunia, berada di lebih dari 170 negara, memiliki lebih dari 3 juta anggota aktif dan lebih banyak lagi anggota pembantu (berdoa). Pada tahun 1965 Paus Paulus VI mengundang Frank Duff untuk menghadiri Konsili Vatikan Kedua sebagai Pengamat Awam, suatu kehormatan yang dengannya Paus mengakui dan meneguhkan karya besarnya untuk kerasulan awam.

Missio: Mari bergabung dalam Legio Maria membawa jiwa-jiwa untuk memperoleh kekudusan. Kita berdoa mohon perluasan Legio Maria dan secara khusus Doa untuk Beatifikasi Hamba Tuhan , Frank Duff

Doa: Ya Allah Bapa kami, Engkau telah mengilhami hamba-Mu Frank Duff dengan pengertian yang mendalam tentang misteri Gereja-Mu, Tubuh Kristus, dan peranan Maria, ibunda Yesus, dalam misteri Kristus dan Gereja.

Dalam kerinduannya yang menggelora untuk membagi-bagikan pengertian ini kepada orang-orang lain, dan dalam ketergantungan penuh kepada Maria, ia membentuk Legio Maria untuk menjadi tanda cinta keibuannya bagi dunia, sarana untuk melibatkan semua anak-anaknya dalam karya penginjilan Gereja.

Kami bersyukur kepada-Mu, Bapa, atas rahmat yang dianugerahkan kepadanya dan atas manfaat yang ia berikan kepada Gereja dari imannya yang berani dan berkobar-kobar.

Dengan penuh kepercayaan, kami mohon kepada-Mu agar hambaMu Frank Duff, diangkat menjadi Beato oleh Paus yang memimpin Gereja Katolik saat ini. Dengan demikian kekudusan hidupnya diakui oleh Gereja demi kemuliaan namaMu, dengan perantaraan Kristus Tuhan kami...Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Sabtu Imam. Selamat Ulang Tahun Legio Maria ke 103. Salam doa dan berkatku untukmu para legioner Maria dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.

Ikuti Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

https://kupang.tribunnews.com/2024/09/07/renungan-harian-katolik-sabtu-7-september-2024-tuhan-atas-hari-sabat