Klarifikasi Polisi: Bocah di Jakarta Timur Bukan Korban Penculikan, Melainkan Diajak Tetangga
Kasus Viral di Jakarta Timur: Fakta Sebenarnya di Balik Dugaan Penculikan Anak
Sebuah unggahan di media sosial yang mengklaim terjadinya penculikan anak di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, sempat membuat resah masyarakat. Menanggapi hal tersebut, pihak kepolisian bergerak cepat untuk melakukan penelusuran dan memberikan klarifikasi terkait kebenaran informasi yang beredar.
Menurut keterangan dari Kanit PPA Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini, narasi yang menyebutkan adanya penculikan adalah tidak benar. Berdasarkan hasil penyelidikan, diketahui bahwa anak tersebut tidak diculik, melainkan diajak pergi oleh tetangganya.
"Itu diizinkan sama bapaknya. Anak itu dibeliin baju, diajak rebonding ke salon, diajak ke salon, sama bapaknya diizinin, mau pergi ke ke luar diizinin," ujar AKP Sri Yatmini.
AKP Sri Yatmini menjelaskan bahwa pihaknya telah meminta keterangan dari ayah anak tersebut. Dari keterangan yang diperoleh, diketahui bahwa ayah anak tersebut memberikan izin kepada anaknya untuk pergi bersama tetangganya. Bahkan, tetangga tersebut membelikan baju dan mengajak anak tersebut ke salon untuk rebonding.
Namun demikian, polisi tetap memberikan nasihat kepada orang tua anak tersebut agar lebih berhati-hati dalam memberikan izin kepada anak untuk pergi dengan orang yang belum dikenal dengan baik. Apalagi, tetangga tersebut baru saja mengontrak rumah di sekitar tempat tinggal mereka.
"Saya bilang 'Kamu nggak kenal, baru kontrak 4 hari di sebelah rumahnya, diizinin pergi ke salon, pergi malam, pergi ke mana-mana'," kata AKP Sri Yatmini.
Lebih lanjut, AKP Sri Yatmini menegaskan bahwa pihaknya telah berupaya menyelesaikan permasalahan yang sempat viral tersebut. Ia kembali menegaskan bahwa tidak ada tindak pidana penculikan yang terjadi.
"Bukan (laporan penculikan). Kita bikin laporan meninggalkan alamat saja," jelasnya.
Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan masyarakat tidak lagi resah dengan informasi yang tidak benar dan lebih bijak dalam menyaring informasi yang beredar di media sosial. Kasus ini menjadi pelajaran bagi para orang tua untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam memberikan izin kepada anak-anak mereka untuk berinteraksi dengan orang lain, terutama orang yang belum dikenal dengan baik.