Jejak Gang Kelinci: Inspirasi Abadi Titiek Puspa di Jantung Jakarta

Gang Kelinci: Lebih dari Sekadar Lagu, Sebuah Potret Jakarta

Lagu "Gang Kelinci", yang dipopulerkan oleh Lilis Suryani pada tahun 1963 dan kemudian dinyanyikan ulang oleh Titiek Puspa dengan aransemen segar pada tahun 2024, bukan sekadar melodi yang menghibur. Lagu ini adalah cerminan kehidupan di perkampungan padat penduduk di sekitar Jalan Kelinci, kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Kehidupan di Jakarta menjadi sumber inspirasi karya-karya dari komposer legendaris, Titiek Puspa. Baru-baru ini indonesia kehilangan sosok seniman besar, Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis, 10 April 2025, pada usia 87 tahun di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi dunia seni dan budaya Indonesia. Karya-karyanya akan terus dikenang dan dinikmati oleh generasi mendatang.

Lirik lagu tersebut menggambarkan suasana riuh dan dinamis sebuah perkampungan, di mana anak-anak tumbuh besar di tengah keterbatasan ruang. Ungkapan "krudak-kruduk kayak kelinci" secara metaforis menggambarkan kepadatan penduduk dan aktivitas yang tak pernahRedundant berhenti. Titiek Puspa berhasil menangkap esensi kehidupan urban yang khas pada masanya.

Menelusuri Jejak Gang Kelinci di Pasar Baru

Berdasarkan laporan Kompas.com pada 19 September 2018, kawasan Jalan Kelinci terdiri dari beberapa jalan, yaitu:

  • Jalan Kelinci Raya
  • Jalan Kelinci Dalam
  • Jalan Kelinci I
  • Jalan Kelinci II
  • Jalan Kelinci III
  • Jalan Kelinci IV

Untuk mencapai Gang Kelinci, pengunjung harus melewati permukiman padat yang telah berkembang pesat. Di sepanjang jalan, berbagai penjual bakmi dapat ditemukan, termasuk Bakmi Aboen dan Bakmi Gang Kelinci yang selalu ramai oleh pelanggan. Keberadaan kuliner khas ini menambah daya tarik kawasan tersebut.

Transformasi Gang Kelinci: Dari Kumuh Menuju Asri

Saat ini, Gang Kelinci telah mengalami banyak perubahan. Jauh dari kesan perkampungan kumuh seperti yang digambarkan dalam lirik lagu, Gang Kelinci kini tampak lebih baik dan tertata. Suasana di Gang Kelinci cenderung sepi, meskipun lokasinya strategis, dekat dengan sekolah dasar dan Kompleks Pasar Baru yang dipenuhi pertokoan.

Menurut Heryawan, pemilik Bakmi Pangsit Ayam Soen Yoe, Lilis Suryani pernah tinggal di Jalan Kelinci IV. Pengalaman hidupnya di sana menjadi inspirasi baginya untuk menyanyikan lagu "Gang Kelinci".

Modernisasi dan Perkembangan Infrastruktur

Perubahan signifikan juga terlihat dari infrastruktur Gang Kelinci. Jalanan yang dulunya sempit dan hanya bisa dilalui satu kendaraan bermotor, kini telah beraspal, bersih, dan asri. Mobil dan motor dapat dengan mudah melintasi jalan tersebut, menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup dan modernisasi di kawasan tersebut.

"Gang Kelinci" bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga artefak budaya yang merekam sejarah dan perkembangan kota Jakarta. Lagu ini menjadi pengingat akan perubahan yang terjadi dari masa ke masa, sekaligus penghormatan kepada Titiek Puspa yang telah mengabadikan potret kehidupan urban melalui karya-karyanya.