Investigasi Komnas HAM Ungkap Tiga Lokasi Penembakan dalam Kasus Tewasnya Polisi di Way Kanan
Investigasi Komnas HAM Ungkap Tiga Lokasi Penembakan dalam Kasus Tewasnya Polisi di Way Kanan
Way Kanan, Lampung - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengumumkan temuan penting terkait insiden tragis yang menewaskan tiga anggota kepolisian di Kabupaten Way Kanan, Lampung. Berdasarkan investigasi mendalam yang dilakukan di lokasi kejadian, Komnas HAM mengidentifikasi adanya tiga lokasi berbeda di mana penembakan terjadi.
Komisioner Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, secara langsung terjun ke lapangan untuk melakukan verifikasi di Register 44, Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, pada hari Kamis, 10 April 2025. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencocokkan informasi yang diperoleh Komnas HAM dengan kondisi riil di lapangan.
"Kami melakukan pengecekan lokasi, denah, terkait aktivitas perjudian sabung ayam. Lokasi tersebut berada di area perkebunan karet dan tebu," ungkap Uli dalam keterangan pers yang disampaikan pada hari Jumat, 11 April 2025.
Selain memeriksa arena sabung ayam, tim Komnas HAM juga melakukan investigasi di lokasi ditemukannya jenazah ketiga polisi yang menjadi korban, yaitu AKP (anumerta) Lusiyanto, Aipda (anumerta) Petrus Apriyanto, dan Briptu (anumerta) Ghalib Surya Ganta.
Uli menjelaskan bahwa hasil investigasi menunjukkan adanya tiga titik lokasi penembakan yang berbeda. "AKP Lusiyanto dan Aipda Petrus menjadi korban penembakan di dalam area sabung ayam. Sementara itu, Briptu Ghalib ditemukan di luar arena," paparnya.
Insiden penembakan ini terjadi pada hari Senin sore, 17 Maret 2025, ketika ketiga anggota polisi tersebut melakukan upaya penggerebekan terhadap arena perjudian sabung ayam ilegal yang beroperasi di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Implikasi Temuan Komnas HAM
Temuan Komnas HAM ini memberikan titik terang baru dalam penyelidikan kasus ini. Identifikasi tiga lokasi penembakan yang berbeda mengindikasikan bahwa insiden ini kemungkinan besar melibatkan lebih dari satu pelaku dan memerlukan penyelidikan yang lebih mendalam untuk mengungkap motif serta kronologi kejadian secara lengkap.
Selain itu, temuan ini juga menyoroti pentingnya evaluasi terhadap prosedur penggerebekan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, khususnya dalam situasi yang berpotensi membahayakan keselamatan petugas. Perlu ada peningkatan koordinasi dan perencanaan yang matang untuk memastikan keselamatan petugas dalam menjalankan tugas.
Langkah Selanjutnya
Komnas HAM akan terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan bahwa kasus ini diusut tuntas dan para pelaku dapat diidentifikasi serta diproses hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, Komnas HAM juga akan memberikan rekomendasi kepada pihak terkait untuk melakukan perbaikan sistemik dalam upaya pemberantasan perjudian ilegal dan peningkatan profesionalisme aparat penegak hukum.
Kasus ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan risiko yang dihadapi oleh aparat kepolisian dalam menjalankan tugasnya. Diharapkan, kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.