Imbas Tarif Impor Trump: Volvo S90 Terancam Angkat Kaki dari Pasar Amerika Serikat
Volvo S90 Terancam Hengkang dari AS Akibat Kebijakan Tarif Impor
Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump terhadap produk otomotif, khususnya yang berasal dari China, mulai menunjukkan dampak signifikan. Volvo, pabrikan otomotif asal Swedia, dikabarkan akan menghentikan penjualan sedan S90 di pasar Amerika Serikat (AS) sebagai respons terhadap tarif tinggi yang diberlakukan.
Menurut laporan dari Automotive News, keputusan ini diambil karena beban tarif yang sangat tinggi membuat penjualan S90, yang diproduksi di China, menjadi tidak ekonomis. Sumber internal Volvo mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk membatalkan pesanan S90 untuk pasar AS pada tahun depan, mengindikasikan bahwa model tahun 2025 kemungkinan akan menjadi yang terakhir.
Penjualan Rendah dan Fokus pada SUV
S90 sendiri bukanlah model terlaris Volvo di AS. Tahun lalu, sedan ini hanya mencatatkan penjualan sebanyak 1.364 unit. Volume penjualan yang relatif rendah ini menjadi pertimbangan utama bagi Volvo untuk menghapus S90 dari lini produk mereka di AS, daripada harus menanggung kerugian akibat tarif impor yang tinggi.
Sebagai gantinya, Volvo akan memfokuskan diri pada model-model yang lebih populer, terutama jajaran SUV mereka, yaitu XC40, XC60, dan XC90. Ketiga model ini memiliki performa penjualan yang jauh lebih baik dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan di AS. Jika S90 benar-benar dihentikan, Volvo tidak akan lagi menawarkan model sedan di pasar AS, mengingat S60 juga dijadwalkan untuk dihentikan produksinya setelah model tahun 2025.
Dilema ES90 dan Opsi Produksi Lokal
Volvo sebenarnya telah memperkenalkan ES90, sedan listrik yang diharapkan dapat menjadi pengganti S90. Namun, ES90 juga direncanakan untuk diproduksi di China, sehingga menimbulkan keraguan mengenai kemungkinan kedatangannya di pasar AS. Model-model Volvo lainnya yang diimpor dari China juga berpotensi terkena dampak serupa.
Menghadapi situasi ini, Volvo dikabarkan tengah mempertimbangkan beberapa opsi, termasuk meningkatkan produksi di pabrik mereka di Ghent, Belgia, untuk memenuhi permintaan pasar AS. Selain itu, perusahaan juga mempertimbangkan untuk menambah model lain ke fasilitas produksi mereka di Carolina Selatan, yang saat ini memproduksi EX90 listrik dan Polestar 3. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 150.000 unit per tahun. Langkah ini diharapkan dapat membantu Volvo menghindari tarif impor dan tetap kompetitif di pasar AS.
Keputusan akhir mengenai masa depan S90 di AS masih belum final. Namun, ancaman tarif impor yang tinggi telah memaksa Volvo untuk mengambil langkah-langkah strategis guna melindungi bisnis mereka di pasar yang penting ini. Dengan total penjualan lebih dari 125.000 unit di AS tahun lalu, Volvo tentu tidak ingin kehilangan pangsa pasar akibat kebijakan yang tidak menguntungkan.
Daftar Model Volvo yang Mungkin Terkena Dampak Tarif Impor:
- Volvo S90
- Volvo ES90 (rencana produksi di China)
- Model Volvo lain yang diimpor dari China
Alternatif yang Dipertimbangkan Volvo:
- Meningkatkan produksi di Ghent, Belgia
- Menambah model ke fasilitas produksi di Carolina Selatan
Keputusan akhir akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan perdagangan antara AS dan China, serta kemampuan Volvo untuk menyesuaikan strategi produksi dan rantai pasokan mereka.