Enita Ahmad: Merajut Seni Henna di Surabaya, dari Tusuk Gigi hingga Penghidupan
Henna: Lebih dari Sekadar Warna, Sebuah Ekspresi di Tangan Enita Ahmad
Henna, seni menghias tubuh dengan pasta dari tanaman Lawsonia inermis, telah menjadi bagian dari budaya di berbagai belahan dunia selama ribuan tahun. Lebih dari sekadar pewarna kulit sementara, henna adalah simbol keindahan, perayaan, dan bahkan doa. Di Surabaya, Enita Ahmad, atau akrab disapa Ita, telah menekuni seni ini selama hampir dua dekade, mengubahnya dari sekadar hobi menjadi sumber penghidupan yang bermakna.
Ita memulai perjalanannya di dunia henna secara otodidak. Tanpa pendidikan formal atau guru, ia belajar dengan tekun dan dibantu oleh suaminya yang seorang seniman tato. Berbekal tusuk gigi sebagai alat lukis utama, Ita mulai mengasah keterampilannya, menciptakan desain-desain indah di tangan para pelanggannya.
Dari Tusuk Gigi Hingga Pelanggan Setia
Dengan ketekunan dan bakatnya, nama Ita mulai dikenal di Surabaya. Pelanggannya pun beragam, mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu, yang rela antre untuk mendapatkan sentuhan seni henna dari jemarinya. Momen-momen spesial seperti pernikahan dan Lebaran menjadi waktu-waktu sibuk bagi Ita, di mana permintaan akan jasa henna-nya meningkat pesat.
"Biasanya memang untuk pengantin. Tapi pas Lebaran lalu banyak yang ingin dilukis, apalagi anak-anak," ujar Ita.
Motif yang diminta pun bervariasi. Ada yang memilih motif bunga klasik, desain abstrak ala Timur Tengah, hingga gambar karakter kartun kesukaan anak-anak. Ita selalu berusaha memenuhi permintaan pelanggannya, selama ia mampu mewujudkannya.
"Saya menyediakan banyak contoh untuk dipilih. Warna favoritnya biasanya maroon dikombinasi dengan oranye. Kalau anak-anak biasanya custom. Selama saya bisa ya saya kerjakan," jelasnya.
Tantangan dan Dedikasi
Tentu saja, perjalanan Ita tidak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesarnya adalah menciptakan simetri yang sempurna, terutama ketika motif harus sama antara tangan kanan dan kiri. Selain itu, motif abstrak ala Timur Tengah juga membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus.
"Harus sama pada sisi kanan dan sisi kirinya. Lalu motif ala-ala orang Arab itu juga susah, karena motifnya abstrak," kata Ita.
Ita selalu menggunakan henna alami tanpa campuran bahan kimia berbahaya. Meskipun henna instan lebih praktis, ia tetap setia pada bahan tradisional demi keamanan dan kualitas hasil yang lebih baik. Henna alami biasanya bertahan selama seminggu, tergantung aktivitas pemakainya.
Lebih dari Sekadar Lukisan
Bagi Ita, nilai sebuah lukisan henna tidak hanya terletak pada keindahan dan ketahanannya di kulit. Lebih dari itu, setiap lukisan adalah sebuah cerita, sebuah momen yang diabadikan. Ita merasa bahagia dapat berkontribusi dalam menciptakan senyum dan meningkatkan kepercayaan diri para pelanggannya.
"Dalam tiap lukisan, ada momen yang diabadikan. Ada senyum yang tumbuh dan rasa percaya diri yang terbangun dalam melukis banyak tangan," pungkasnya.
Kisah Enita Ahmad adalah inspirasi bagi kita semua bahwa dengan ketekunan, bakat, dan cinta pada apa yang kita lakukan, kita dapat meraih kesuksesan dan memberikan dampak positif bagi orang lain.
List Motif Henna yang sering di gunakan:
- Motif Bunga
- Desain Abstrak Timur Tengah
- Karakter Kartun