Analis Politik Pesimis: Pertemuan Megawati, SBY, dan Jokowi Mustahil Terjadi

Pengamat politik dari Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, memberikan analisis yang cukup pesimis terkait potensi pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, perbedaan pandangan dan sejarah hubungan yang kurang harmonis menjadi penghalang utama terwujudnya rekonsiliasi tersebut.

"Saya meyakini soal pertemuan ini, sepertinya sampai kiamat sekali pun sulit terwujud," ujar Adi Prayitno, mengindikasikan betapa sulitnya mempertemukan ketiga tokoh tersebut dalam satu forum.

Adi Prayitno menyoroti beberapa faktor kunci yang melandasi pandangannya:

  • Hubungan Megawati dan SBY: Keretakan hubungan antara Megawati dan SBY telah berlangsung lama, bahkan sejak era pemerintahan Gus Dur-Megawati, di mana SBY menjabat sebagai menteri. Persaingan politik dan perbedaan pandangan menjadi penyebab utama renggangnya hubungan keduanya.
  • Hubungan Megawati dan Jokowi: Dinamika politik pasca-Pilpres 2024 juga disebut memengaruhi hubungan Megawati dan Jokowi. Meskipun tidak ada pernyataan terbuka mengenai konflik, Adi menilai ada jarak yang tercipta antara keduanya.

Lebih lanjut, Adi Prayitno menambahkan bahwa meskipun Presiden Prabowo Subianto telah berupaya memfasilitasi pertemuan antara ketiga tokoh tersebut, termasuk dalam acara-acara publik seperti HUT Gerindra dan peluncuran Danantara, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

"Kalau mau jujur sebenarnya SBY dan Pak Jokowi kan hubungannya landai-landai saja, datar-datar saja, tidak pernah ada momen yang kemudian bisa membuktikan bagaimana misalnya SBY ataupun Jokowi itu bisa bertemu atas inisiatif keduanya, tidak ada," jelasnya.

Adi Prayitno juga menyoroti bahwa meskipun secara publik Megawati, SBY, dan Jokowi seringkali menyampaikan tidak ada masalah, namun realitasnya pintu komunikasi di antara mereka tampak tertutup rapat.

"Bukan masalah ego menurut saya, tapi memang pintu untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi kayaknya sudah digembok gitu, bahkan dicor itu," ungkapnya.

Namun, Adi Prayitno melihat adanya perbedaan signifikan pada generasi penerus. Ia mencontohkan momen kebersamaan anak-anak mantan presiden dalam acara ulang tahun Didit Hediprasetyo, yang menunjukkan bahwa hubungan mereka terjalin baik tanpa terbebani oleh sejarah politik orang tua.

Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah mengapresiasi pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri, dan mendorong terjadinya pertemuan serupa dengan SBY dan Jokowi. PSI menilai pertemuan antar tokoh bangsa akan menciptakan suasana politik yang kondusif dan memberikan teladan bagi masyarakat.

"Sangat positif. Pertemuan tokoh bangsa selalu baik dan bermanfaat. Kita butuh kebersamaan dan kekompakan dalam mengatasi masalah bangsa," kata Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman.