Eskalasi Perang Dagang: Trump Naikkan Tarif Impor China, Saham Teknologi Berguguran
Eskalasi Perang Dagang: Trump Naikkan Tarif Impor China, Saham Teknologi Berguguran
Kabar terbaru dari front ekonomi global menunjukkan eskalasi signifikan dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Gedung Putih secara resmi mengumumkan pengenaan tarif impor baru untuk barang-barang asal China, mencapai total minimal 145%. Kebijakan ini merupakan pukulan telak bagi perdagangan internasional dan langsung mengguncang pasar saham, khususnya sektor teknologi.
Kenaikan Tarif Impor yang Signifikan
Pengumuman ini mengklarifikasi pernyataan sebelumnya dari Presiden Trump mengenai tarif sebesar 125%. Ternyata, tarif tersebut merupakan tambahan dari tarif yang sudah berlaku, yang mana beberapa komoditas telah dikenakan bea masuk sejak Trump kembali menjabat. Baja, aluminium, mobil, dan suku cadang otomotif telah dikenakan tarif sebesar 25%. Dengan penambahan tarif baru ini, beberapa produk asal China berpotensi dikenakan tarif impor lebih dari 145%, tergantung pada jenis barangnya.
Reaksi Pasar yang Negatif
Pasar keuangan merespons pengumuman ini dengan sentimen negatif yang kuat. Sektor teknologi, yang sangat bergantung pada rantai pasokan global dan pasar China, mengalami penurunan signifikan. Beberapa perusahaan teknologi besar mencatatkan penurunan saham yang cukup besar:
- Apple: Turun 4%, membalikkan kenaikan sebelumnya setelah pengumuman penundaan tarif.
- Tesla & Meta: Masing-masing turun sekitar 7%.
- Amazon & Nvidia: Masing-masing turun setidaknya 5%.
- Microsoft & Alphabet (Google): Masing-masing turun 2% dan 4%.
Perusahaan semikonduktor juga mengalami dampak yang signifikan. VanEck Semiconductor ETF, misalnya, anjlok sebesar 7%. Meskipun sektor semikonduktor awalnya dikecualikan dari tarif impor, kekhawatiran akan penurunan permintaan pasar mendorong investor untuk melepas saham mereka.
Beberapa perusahaan semikonduktor lain yang mengalami penurunan meliputi Marvel Technology, Qorvo, dan Skyworks Solutions yang kompak turun 11%. Advanced Micro Devices, Intel, dan Micron Technology juga turun sekitar 10%.
Dampak Luas Perang Dagang
China adalah sumber impor terbesar kedua bagi Amerika Serikat dan produsen utama barang-barang elektronik, termasuk smartphone, komputer, mainan, dan komponen elektronik. Perang dagang yang berkepanjangan antara kedua negara ini menciptakan ketidakpastian yang signifikan bagi para importir.
Kenaikan tarif yang signifikan seperti ini dapat menambah biaya ribuan dolar untuk setiap kontainer barang yang diimpor, sehingga memberatkan para pelaku bisnis dan berpotensi meningkatkan harga barang bagi konsumen.
Perang dagang AS-China terus berlanjut, memberikan dampak yang luas bagi ekonomi global. Para pelaku pasar dan pengambil kebijakan di seluruh dunia terus memantau perkembangan situasi ini dengan seksama, berharap agar solusi damai dapat ditemukan untuk meredakan ketegangan dan memulihkan stabilitas ekonomi global.