Bioteknologi Uni Emirat Arab: Mengubah Sampah Makanan Menjadi Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan

Bioteknologi Uni Emirat Arab: Mengubah Sampah Makanan Menjadi Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan

Revolusi pengelolaan sampah organik tengah digagas di Uni Emirat Arab (UEA). Circa Biotech, sebuah perusahaan inovatif di Gurun Al Ain, telah mengembangkan teknologi yang mampu mengubah limbah makanan menjadi bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF). Inovasi ini memanfaatkan potensi luar biasa dari lalat tentara hitam (black soldier fly/BSF) dalam mengatasi masalah lingkungan global yang semakin mendesak.

Prosesnya dimulai dengan pengumpulan sampah organik, sisa makanan yang biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Sampah-sampah ini kemudian diproses dan diberikan sebagai pakan kepada larva BSF, atau yang lebih dikenal sebagai maggot. Kemampuan larva BSF dalam mengkonsumsi limbah organik sangat signifikan. Menurut Haytham Riyahi, salah satu pendiri Circa Biotech, dalam waktu hanya lima hari, separuh dari limbah makanan telah terurai berkat kerja keras maggot-maggot tersebut. Lebih mengejutkan lagi, dalam sepuluh hari, berat maggot meningkat hingga 500 kali lipat dari berat awalnya. Efisiensi proses ini menunjukkan potensi besar dalam mengatasi masalah pembuangan sampah organik secara efektif dan berkelanjutan.

Setelah fase pembesaran, maggot BSF kemudian dipanen. Sebagian dikeringkan untuk selanjutnya diekstrak protein dan minyaknya. Protein yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai pakan ternak, menunjukkan potensi untuk mendukung industri peternakan yang berkelanjutan. Sementara itu, minyaknya diproses menjadi bahan bakar nabati, yang salah satu aplikasinya adalah sebagai SAF, memberikan solusi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di sektor penerbangan. Bagian maggot lainnya dibiarkan tumbuh menjadi lalat dewasa, yang kemudian akan bertelur dan menghasilkan maggot baru, memastikan keberlangsungan siklus produksi ini secara berkelanjutan.

Inovasi Circa Biotech ini memiliki implikasi yang sangat penting dalam mengatasi dua tantangan global: pengelolaan sampah dan emisi karbon. Seperti yang diungkapkan Riyahi, sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi di dunia terbuang sia-sia, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah. Teknologi ini tidak hanya menyelesaikan masalah sampah makanan, tetapi juga menghasilkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Dengan mengubah limbah menjadi sumber daya berharga, Circa Biotech memberikan contoh nyata tentang bagaimana bioteknologi dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan. Keberhasilan ini membuka peluang besar bagi negara-negara lain untuk mengadopsi teknologi serupa dan mengatasi permasalahan sampah organik di tingkat lokal dan global.

Proses yang diterapkan Circa Biotech, mulai dari pengumpulan sampah, pemrosesan maggot, hingga ekstraksi minyak dan protein, menunjukkan suatu model bisnis yang terintegrasi dan berkelanjutan. Model ini mampu mengkonversi limbah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. Ke depannya, teknologi ini berpotensi untuk diadopsi secara luas, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih signifikan dalam mengatasi masalah sampah makanan dan mendorong transisi menuju industri penerbangan yang lebih ramah lingkungan.

Berikut poin-poin penting dari proses pengelolaan sampah makanan oleh Circa Biotech:

  • Pengumpulan sampah organik sisa makanan.
  • Pemberian pakan kepada larva lalat tentara hitam (maggot).
  • Pertumbuhan maggot yang pesat dalam waktu singkat.
  • Pemanenan maggot dan pemisahan untuk pengolahan lebih lanjut.
  • Ekstraksi protein untuk pakan ternak.
  • Ekstraksi minyak untuk bahan bakar nabati, termasuk SAF.
  • Siklus berkelanjutan dengan pemeliharaan lalat dewasa untuk reproduksi.

Inovasi ini menunjukkan potensi besar bioteknologi dalam menyelesaikan masalah lingkungan dan mendorong ekonomi sirkular yang berkelanjutan.