Kampoeng Ramadhan Jogokariyan: Dua Dekade Merajut Ukhuwah dan Menggerakkan Ekonomi Lokal
Kampoeng Ramadhan Jogokariyan: Dua Dekade Merajut Ukhuwah dan Menggerakkan Ekonomi Lokal
Selama 21 tahun, Kampoeng Ramadhan Jogokariyan (KRJ) telah menjelma menjadi lebih dari sekadar pasar Ramadhan biasa. Berawal dari inisiatif Masjid Jogokariyan, event tahunan yang digelar setiap bulan Ramadhan ini kini telah menjadi destinasi kuliner ikonik di Yogyakarta, menawarkan perpaduan unik antara tradisi, kuliner, dan semangat berbagi. Tahun ini, sekitar 390 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meramaikan sepanjang 800 meter Jalan Jogokariyan, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta, menghadirkan beragam hidangan lezat untuk berbuka puasa.
Para pedagang, yang sebagian besar merupakan warga lokal, menyajikan aneka kuliner dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 5.000. Suasana ramai dan semarak terasa di sepanjang jalan, menunjukkan geliat ekonomi yang signifikan. Andri, salah satu pedagang yang telah berjualan di KRJ selama dua dekade, mengungkapkan peningkatan omzet yang signifikan selama mengikuti KRJ. Dari yang hanya berjualan kecil di sekitar Masjid Jogokariyan, kini Andri mampu meraup omzet kotor hingga Rp 4-5 juta per hari selama Ramadhan. Kunci keberhasilannya? Menu spesial seperti Kipo dari Kotagede dan Kicak, hidangan khas yang hanya tersedia saat Ramadhan, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Kisah sukses serupa juga dialami oleh Vian, pedagang minuman yang telah berpartisipasi selama lebih dari 10 tahun. Berjualan aneka minuman es segar, mulai dari mangga, alpukat hingga cappucino, Vian mampu menjual hingga 500 cup per hari dengan omzet sekitar Rp 2 juta. Ia menyatakan bahwa KRJ telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian keluarganya, selain juga kesempatan untuk berbagi lebih banyak melalui kegiatan sosial. Lebih dari sekedar pendapatan, KRJ juga menjadi wadah bagi para pedagang untuk saling berkolaborasi dan membangun relasi, memperkuat rasa kebersamaan di antara warga.
Wakil Ketua Panitia KRJ ke-21, Muhammad Akbar, mengungkapkan peningkatan jumlah pedagang tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 350 pedagang tahun lalu, kini jumlahnya hampir mencapai 400 pedagang. Peningkatan ini menunjukkan minat yang semakin besar dari para pelaku UMKM untuk berpartisipasi dalam event tahunan yang penuh berkah ini. Keberhasilan KRJ tidak hanya diukur dari segi ekonomi semata, tetapi juga dari dampak sosial dan kultural yang ditimbulkannya. KRJ telah menjadi tempat berkumpulnya warga, menjalin ukhuwah Islamiyah, dan menciptakan suasana Ramadhan yang hangat dan penuh makna.
Perkembangan KRJ selama 21 tahun ini menunjukkan keberhasilan dalam menggabungkan aspek ekonomi, sosial, dan kultural. KRJ bukan hanya sekadar pasar Ramadhan, tetapi juga sebuah platform untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, sekaligus wadah untuk memperkuat silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan di bulan suci Ramadhan. Keberlanjutan dan perkembangan positif KRJ menjadi contoh nyata bagaimana sebuah inisiatif sederhana dapat berdampak besar bagi masyarakat dan menjadi ikon kebanggaan daerah.
*Daftar UMKM yang berpartisipasi beragam, meliputi: * Pedagang jajanan pasar tradisional * Penjual minuman kekinian * Penyedia aneka makanan berbuka puasa * Dan lain-lain