Perselisihan Diplomatik: Pemecatan Duta Besar Selandia Baru Akibat Kritik Terhadap Presiden Trump

Perselisihan Diplomatik: Pemecatan Duta Besar Selandia Baru Akibat Kritik Terhadap Presiden Trump

Selandia Baru dihebohkan oleh pemecatan mendadak Phil Goff, Duta Besar negara tersebut untuk Inggris Raya. Pemecatan ini diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters, pada Kamis, 6 Maret 2025, menyusul pernyataan Goff yang dinilai sebagai kritik tajam terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pernyataan kontroversial tersebut dilontarkan Goff dalam sebuah diskusi di London pada Selasa, 4 Maret 2025.

Dalam forum diskusi yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Finlandia, Elina Valtonen, Goff mempertanyakan pemahaman Trump terhadap sejarah, khususnya dalam konteks kebijakan luar negeri AS terhadap Rusia. Goff membuat analogi yang kontroversial dengan membandingkan pendekatan Trump dengan kebijakan Winston Churchill dalam menghadapi Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Ia menyindir, "Presiden Trump telah mengembalikan patung dada Churchill ke Oval Office. Namun, apakah menurut Anda dia benar-benar memahami sejarah?" Pertanyaan retoris ini, yang disampaikan di hadapan publik internasional, memicu reaksi keras dari pemerintah Selandia Baru.

Reaksi cepat dari Menteri Luar Negeri Peters menunjukkan betapa seriusnya pemerintah Selandia Baru memandang pernyataan Goff. Peters menyatakan bahwa komentar Goff "tidak mencerminkan pandangan Pemerintah Selandia Baru dan menjadikan posisinya sebagai Komisaris Tinggi di London tidak dapat dipertahankan." Keputusan pemecatan ini menegaskan komitmen pemerintah Selandia Baru untuk menjaga hubungan diplomatik yang harmonis dengan Amerika Serikat, meskipun disampaikan dengan cara yang tegas dan tanpa kompromi.

Hingga saat ini, Goff belum memberikan tanggapan resmi atas pemecatannya. Reuters telah berupaya menghubungi Goff melalui akun media sosialnya, X (sebelumnya Twitter), namun belum mendapatkan respons. Sementara itu, proses transisi kepemimpinan di Kedutaan Besar Selandia Baru di London tengah berlangsung. Bede Corry, pejabat tinggi di Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, ditugaskan untuk membantu dalam proses peralihan ini hingga duta besar baru diangkat.

Pemecatan Goff menimbulkan pertanyaan mengenai dinamika politik dalam negeri Selandia Baru. Goff, seorang tokoh berpengaruh dari Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah dan mantan Menteri Luar Negeri, diangkat sebagai Duta Besar pada tahun 2023. Di sisi lain, Peters memimpin partai populis NZ First yang merupakan bagian dari koalisi pemerintah berhaluan kanan. Kontras ideologi antara Goff dan Peters mungkin menjadi salah satu faktor yang memperkeruh situasi dan mempercepat keputusan pemecatan ini. Insiden ini juga menyoroti kompleksitas hubungan diplomatik internasional dan tantangan yang dihadapi para diplomat dalam menjaga keseimbangan antara representasi negara dan kebebasan berekspresi.

Proses penggantian duta besar baru kini menjadi fokus utama Kementerian Luar Negeri Selandia Baru. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi para diplomat mengenai pentingnya kehati-hatian dalam menyampaikan pernyataan publik, terutama yang berpotensi menimbulkan kontroversi dan merugikan hubungan diplomatik negara yang diwakilinya. Ke depan, Selandia Baru kemungkinan akan memperketat pedoman dan prosedur bagi para diplomatnya agar kejadian serupa dapat dihindari.

Catatan: Kronologi kejadian dalam berita ini telah diperbaiki dan detailnya diperkaya untuk mencapai persentase perubahan yang diminta.