Jurnalis Palu Ditemukan Meninggal di Jakarta: Autopsi Ungkap Riwayat Sakit Paru dan Luka Akibat Benturan

Kematian seorang jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah, berinisial SW (33), di sebuah kamar hotel di Jakarta Barat, memasuki babak baru. Hasil autopsi sementara yang dilakukan oleh pihak kepolisian mengungkap adanya indikasi masalah pada paru-paru korban. Fakta ini kemudian dikonfirmasi oleh pihak keluarga yang menyatakan bahwa SW memang memiliki riwayat penyakit paru-paru.

Sahrul, perwakilan keluarga SW, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyerahkan rekam medis terkait riwayat penyakit paru-paru SW dari puskesmas kepada penyidik Polda Metro Jaya. "Kami akui memang beliau itu punya riwayat paru. Dan tadi surat tentang riwayat paru itu dari puskesmas sudah kami serahkan ke kepolisian. Saya sudah menyerahkan ada riwayat pengobatannya itu ke penyidik. Untuk melengkapi apa yang dipinta oleh penyidik," ujarnya kepada awak media di Polda Metro Jaya, Rabu (9/4/2025).

Meski demikian, pihak keluarga tetap menantikan hasil autopsi lengkap untuk mengetahui penyebab pasti kematian SW. Mereka enggan berspekulasi lebih jauh dan berharap hasil autopsi komprehensif dapat memberikan jawaban yang jelas.

Sebelumnya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, menginformasikan bahwa hasil autopsi sementara menunjukkan adanya indikasi infeksi pada paru-paru korban, yang diduga kuat adalah tuberkulosis (TBC). "Berdasarkan hasil autopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru (dugaan dokter yaitu penyakit TBC)," jelasnya pada Minggu (6/4).

Namun, Kombes Ade Ary menekankan bahwa hasil ini masih bersifat sementara dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan toksikologi dan histopatologi, untuk memastikan penyebab kematian secara akurat. Hasil autopsi juga mengungkap adanya perlengketan hebat pada paru-paru kanan korban, hampir di seluruh permukaan ke dinding dada. Selain itu, ditemukan massa yang diduga infeksi pada paru-paru kanan bagian atas, serta perbendungan pada hampir seluruh organ tubuh.

Selain pemeriksaan organ dalam, autopsi luar juga menemukan adanya luka lecet pada bibir korban. Pihak kepolisian menduga luka tersebut disebabkan oleh benturan tumpul akibat jatuh. "Luka lecet pada bibir akibat kekerasan tumpul (diduga karena jatuh membentur lantai)," terang Kombes Ade Ary. Berdasarkan hasil autopsi sementara, diperkirakan SW telah meninggal dunia kurang dari 24 jam sebelum ditemukan. Tidak ditemukan pula adanya tanda-tanda kekerasan lain pada tubuh korban.

Rangkuman Temuan Autopsi Sementara:

  • Paru-paru: Infeksi paru-paru (diduga TBC), perlengketan hebat pada paru-paru kanan, massa dugaan infeksi pada paru-paru kanan bagian atas, perbendungan pada hampir seluruh organ tubuh.
  • Luka Luar: Luka lecet pada bibir akibat benturan tumpul (diduga karena jatuh).
  • Waktu Kematian: Kurang dari 24 jam sebelum ditemukan.
  • Tanda Kekerasan: Tidak ditemukan tanda kekerasan lain.

Kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian untuk mengungkap penyebab pasti kematian jurnalis SW. Hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan komprehensif mengenai kondisi kesehatan korban sebelum meninggal dunia.

Pihak kepolisian terus melakukan pendalaman terhadap kasus ini, termasuk memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti lain yang dapat membantu mengungkap penyebab kematian SW secara terang benderang. Keluarga SW berharap agar kasus ini dapat segera terungkap dan mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya.