Trauma Mendalam, 35 Warga Dievakuasi Setelah Lolos dari Teror KKB di Yahukimo

Evakuasi Dramatis: 35 Warga Selamat dari Pembantaian KKB di Yahukimo

Sebanyak 35 warga sipil berhasil dievakuasi ke Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, setelah melarikan diri dari serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan. Evakuasi ini menjadi babak baru dalam upaya memberikan pertolongan kemanusiaan bagi para korban yang selamat dari tragedi yang menewaskan 11 pendulang emas.

Peristiwa tragis ini bermula ketika KKB melancarkan serangan di area pendulangan emas Lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo, pada tanggal 6 dan 7 April 2025. Serangan tersebut tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyebarkan teror dan kepanikan di kalangan warga sipil yang bekerja di area tersebut. Para korban selamat, yang sebagian besar adalah pekerja pendulang emas, terpaksa mengambil risiko besar dengan melarikan diri melalui hutan belantara untuk menyelamatkan diri.

Perjalanan Panjang Penuh Bahaya

Dengan berbekal keberanian dan tekad untuk bertahan hidup, 35 warga ini menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 60 kilometer dengan berjalan kaki melewati hutan yang lebat dan penuh tantangan. Selama dua hari penuh, mereka berjuang melawan rasa lapar, lelah, dan ketakutan akan kemungkinan serangan susulan dari KKB. Kondisi fisik dan mental mereka sangat tertekan akibat trauma yang mendalam.

"Mereka adalah para pekerja pendulang emas yang ketakutan karena diserang. Mereka berjalan kaki menempuh jarak sekitar 58-60 kilometer melewati hutan selama dua hari," ujar Kapolres Asmat, AKBP Wahyu Basuki.

Bantuan Kemanusiaan dan Upaya Pemulihan Trauma

Setibanya di Kampung Mabul, para pengungsi segera mendapatkan bantuan kemanusiaan dari pihak kepolisian dan pemerintah daerah. Bantuan tersebut meliputi makanan, air bersih, pakaian, dan tempat tinggal sementara. Selain itu, tim medis juga memberikan pemeriksaan kesehatan dan perawatan bagi para korban yang mengalami luka-luka atau trauma psikologis.

AKBP Wahyu Basuki menyatakan, "Ada 35 orang pengungsi berasal dari Yahukimo yaitu mereka pekerja. Jadi di sini kita memberikan bantuan kemanusiaan memberikan pelayanan ke para pengungsi."

Pihak berwenang juga tengah berupaya untuk memberikan dukungan psikologis kepada para pengungsi untuk membantu mereka mengatasi trauma yang dialami. Konseling dan terapi diberikan oleh para ahli untuk membantu para korban memproses pengalaman traumatis mereka dan membangun kembali kehidupan mereka.

Pencarian Korban yang Hilang dan Upaya Penegakan Hukum

Selain fokus pada evakuasi dan pemberian bantuan kemanusiaan, pihak kepolisian juga terus melakukan pencarian terhadap warga sipil lain yang dilaporkan hilang atau masih berada di wilayah rawan konflik. Upaya pencarian ini dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, pemerintah daerah, dan tokoh masyarakat setempat.

Selain itu, aparat keamanan juga terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku penyerangan dari KKB. Kaops Damai Cartenz 2025 Brigjen Faizal Ramadhani menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku kejahatan tersebut dan memastikan bahwa mereka akan bertanggung jawab atas perbuatan mereka di hadapan hukum.

"Berdasarkan informasi yang diterima, korban pembunuhan mengalami luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah," ungkap Brigjen Faizal Ramadhani.

Dua Warga Sipil Dilaporkan Disandera

Di tengah upaya evakuasi dan pencarian, muncul laporan bahwa dua warga sipil lainnya disandera oleh KKB. Kondisi kedua sandera tersebut belum diketahui, dan pihak kepolisian masih terus berupaya untuk melakukan negosiasi dengan KKB untuk membebaskan mereka.

Kasus penyanderaan ini menambah daftar panjang kejahatan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Papua. Tindakan mereka tidak hanya merugikan masyarakat sipil, tetapi juga menghambat pembangunan dan menciptakan rasa tidak aman di wilayah tersebut.

Daftar Korban Teridentifikasi

Dari 11 korban meninggal dunia akibat serangan KKB, enam di antaranya telah berhasil diidentifikasi, yaitu:

  • Aidil
  • Sahruddin
  • Ipar Stenli
  • Wawan
  • Feri
  • Bungsu

Sementara lima korban lainnya masih dalam proses identifikasi. Pihak kepolisian terus berupaya untuk mengidentifikasi seluruh korban dan menyerahkan jenazah mereka kepada keluarga masing-masing.

Tragedi di Yahukimo ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keamanan dan kedamaian di wilayah Papua. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bersatu padu untuk mengatasi masalah KKB dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Papua.