Lahar Semeru Lumpuhkan Akses Jembatan, Siswa SD di Lumajang Terpaksa Digendong ke Sekolah
Banjir Lahar Semeru Hambat Aktivitas Sekolah, Siswa SD Digendong Seberangi Sungai
Lumajang, Jawa Timur - Banjir lahar hujan Gunung Semeru kembali menyebabkan dampak signifikan bagi aktivitas warga, terutama para pelajar di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Jembatan Limpas, yang menjadi satu-satunya akses penghubung antara Dusun Sumberlangsep dan Dusun Sumberkajar, tertutup material vulkanik akibat banjir lahar yang terjadi pada Rabu (9/4/2025) malam. Akibatnya, para siswa Sekolah Dasar (SD) terpaksa harus digendong oleh orang tua, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas untuk dapat menyeberangi sungai dan mencapai sekolah.
Pemandangan haru terlihat di pagi hari saat para orang tua berbondong-bondong mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah. Kekhawatiran akan keselamatan anak-anak menjadi alasan utama para orang tua mengambil inisiatif untuk menggendong mereka menyeberangi aliran Sungai Regoyo yang masih deras pasca-banjir. Udin, salah seorang wali murid, mengungkapkan bahwa tindakan ini dilakukan karena takut anak-anaknya celaka jika berangkat sekolah sendirian.
"Kalau habis banjir ya selalu gini digendong sampai seberang, takut kalau anak-anak berangkat sendiri airnya masih deras," ujar Udin.
Tidak hanya orang tua, petugas Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga turut serta membantu menyeberangkan para siswa. Serma Novi Wahyu Santoso, Babinsa Jugosari, menjelaskan bahwa bantuan ini diberikan sebagai wujud kepedulian terhadap kelancaran aktivitas belajar mengajar di wilayahnya.
"Hari ini, hari kedua siswa masuk sekolah, semalam banjir dan kemarin banyak yang gak masuk karena banjir juga, jadi sekarang kami bersama Bhabinkamtibmas turun untuk bantu anak-anak sekolah," kata Serma Novi.
Kondisi ini memaksa para orang tua dan petugas untuk bersiaga tidak hanya saat jam berangkat sekolah, tetapi juga saat jam pulang sekolah. Yanti, wali murid lainnya, menuturkan bahwa mereka harus menunggu hingga banjir surut jika ingin menjemput anak-anak mereka.
"Nanti jemput juga, kalau pas pulang itu banjir ya harus nunggu dulu sampai reda," ujar Yanti.
Kepala SDN 3 Jugosari, Yuliatin, mengatakan bahwa pihaknya memberikan kebijakan khusus bagi siswa yang tinggal di Dusun Sumberlangsep untuk tidak masuk sekolah apabila terjadi banjir. Namun, banyak siswa yang tetap memilih untuk berangkat sekolah meskipun harus melewati jalan yang berbahaya.
"Alhamdulillah hari kedua ini banyak yang masuk, tadi diseberangkan orang tua dan pak babin," tutur Yuliatin.
Kepala Dusun Sumberlangsep, Murtopo, menjelaskan bahwa banjir lahar hujan Gunung Semeru memang kerap mengganggu aktivitas warga. Jembatan Limpas yang menjadi akses utama seringkali tertutup material vulkanik, menyebabkan dusun yang dihuni 137 kepala keluarga atau 470 jiwa ini terisolir.
"Kalau banjir lahar pasti aktivitas warga terganggu, tapi yang semalam tidak terlalu besar banjirnya, jadi pagi ini jembatan sudah bisa dilewati," jelas Murtopo.
Saat ini, satu unit alat berat telah dikerahkan untuk membersihkan material dari atas jembatan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memulihkan akses dan memperlancar lalu lintas warga.
Dampak dan Upaya Penanggulangan
Banjir lahar hujan Gunung Semeru telah menjadi masalah yang berulang bagi warga Desa Jugosari. Penutupan Jembatan Limpas tidak hanya menghambat aktivitas sekolah, tetapi juga mengganggu perekonomian dan mobilitas warga secara keseluruhan. Pemerintah daerah dan pihak terkait perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Beberapa solusi yang mungkin dapat dipertimbangkan antara lain:
- Pembangunan jembatan permanen: Jembatan permanen yang lebih kokoh dan tahan terhadap terjangan lahar hujan akan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.
- Normalisasi sungai: Normalisasi Sungai Regoyo dapat membantu mengurangi risiko banjir lahar dan menjaga agar aliran sungai tetap lancar.
- Sistem peringatan dini: Pemasangan sistem peringatan dini yang efektif dapat memberikan informasi kepada warga tentang potensi banjir lahar, sehingga mereka dapat melakukan evakuasi lebih awal.
- Peningkatan kesiapsiagaan: Edukasi dan pelatihan mengenai mitigasi bencana perlu ditingkatkan kepada masyarakat agar mereka lebih siap menghadapi ancaman banjir lahar.
Diharapkan dengan adanya upaya-upaya tersebut, dampak dari banjir lahar hujan Gunung Semeru dapat diminimalkan dan aktivitas warga Desa Jugosari dapat berjalan dengan normal kembali.
Rangkuman Poin Penting
- Banjir lahar hujan Gunung Semeru kembali menutup Jembatan Limpas di Desa Jugosari, Lumajang.
- Siswa SD terpaksa digendong orang tua, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas untuk menyeberangi sungai ke sekolah.
- Aktivitas warga terganggu akibat akses jalan yang terputus.
- Pemerintah daerah dan pihak terkait perlu mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini.
- Solusi jangka panjang meliputi pembangunan jembatan permanen, normalisasi sungai, sistem peringatan dini, dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.