Sentimen Positif Penundaan Tarif Impor AS Mendorong IHSG Rebound Menuju Level 6.000
Harapan Rebound IHSG Menguat Pasca Penundaan Tarif Impor
Setelah mengalami koreksi pada perdagangan sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan menunjukkan sinyal rebound dan berpotensi kembali ke level 6.000. Prediksi ini didorong oleh sentimen positif dari penundaan pengenaan tarif impor tinggi oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Pada penutupan perdagangan Rabu (9/4/2025), IHSG tercatat melemah sebesar 0,47% atau 28,15 poin, berakhir di level 5.967. Namun, dengan adanya katalis positif dari global, analis optimis bahwa IHSG memiliki peluang untuk bergerak dalam rentang 5.900 hingga 6.150 pada perdagangan hari ini (10/4/2025).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Ratih Mustikoningsih, seorang Financial Expert dari Ajaib Sekuritas, menjelaskan bahwa pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar negeri:
-
Sentimen Domestik: Koreksi IHSG dalam dua hari terakhir disebabkan oleh sentimen yang sama, yaitu kekhawatiran terhadap kebijakan tarif impor AS. Investor asing juga tercatat melakukan outflow di pasar ekuitas senilai Rp 1,09 triliun pada tanggal 9 April, terutama pada saham-saham perbankan setelah pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dividen.
-
Defisit APBN: Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melaporkan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per Maret 2025 mencapai Rp 104,2 triliun atau setara dengan 0,43% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Secara akumulatif, defisit APBN telah mencapai 16,9% dari target yang ditetapkan oleh DPR sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53% dari PDB. Rinciannya, pendapatan negara tercatat sebesar Rp 516,1 triliun (17,2% dari target), sementara belanja negara mencapai Rp 620,3 triliun (17,1% dari target).
-
Sentimen Global: Bursa Wall Street mengalami rebound signifikan setelah pengumuman penundaan tarif oleh AS. Indeks NASDAQ melonjak sebesar 12,16%, mencatatkan kenaikan tertinggi sejak tahun 2001. Sementara itu, indeks S&P 500 naik sebesar 9,5%, menjadi kenaikan terbaik sejak tahun 2008. Sebelumnya, ketegangan perang tarif antara AS dan China meningkat setelah Pemerintah China menaikkan tarif impor dari AS menjadi 84% dari sebelumnya 34%. AS merespon dengan ancaman tambahan tarif kepada China menjadi 125%.
Dampak Penundaan Tarif terhadap Harga Komoditas
Penundaan tarif impor oleh AS ke sebagian besar mitra dagang berdampak positif pada harga komoditas energi. Harga minyak mentah WTI kontrak Mei 2025 terapresiasi sebesar 4,65% ke level US$ 62,35 per barel pada tanggal 9 April. Selain itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sempat menyentuh level 4,5% pada tanggal yang sama.
Secara keseluruhan, sentimen positif dari penundaan tarif impor AS memberikan harapan akan rebound IHSG dan potensi kembali ke level 6.000. Namun, investor tetap perlu mewaspadai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar, seperti perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah.
Dengan adanya sentimen positif ini, pelaku pasar diharapkan dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan trading dan investasi secara cermat. Analis menyarankan untuk tetap selektif dalam memilih saham dan mempertimbangkan faktor risiko yang ada.