Eskalasi Perang Dagang AS-China Ancam Resesi Global: Analisis Mendalam Dampak Tarif Impor Trump 104%

Eskalasi Perang Dagang AS-China Ancam Resesi Global: Analisis Mendalam Dampak Tarif Impor Trump 104%

Gelombang baru proteksionisme yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap China telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi global. Pemberlakuan tarif impor balasan sebesar 104% oleh AS terhadap produk-produk China menandai eskalasi signifikan dalam perang dagang yang telah berlangsung selama beberapa waktu.

International Monetary Fund (IMF) memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, yang secara kolektif menyumbang sekitar 43% dari output global, dapat memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi yang substansial. Skenario terburuknya adalah kedua negara terjerumus ke dalam resesi, yang akan memiliki efek domino terhadap ekonomi global.

Dampak Global yang Meluas

Dampak dari perang dagang ini tidak terbatas pada AS dan China. Negara-negara lain di seluruh dunia akan merasakan dampaknya melalui berbagai saluran:

  • Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi: Ketidakpastian yang diciptakan oleh perang dagang dapat menghambat investasi dan perdagangan global, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi di banyak negara.
  • Tekanan pada Investasi: Investor mungkin menjadi lebih enggan untuk mengambil risiko di tengah ketidakpastian perdagangan, yang dapat menyebabkan penurunan investasi global.
  • Trade Diversion: Ketika barang-barang China tidak dapat diekspor ke AS, perusahaan-perusahaan China dapat mengalihkan penjualan ke negara-negara lain. Hal ini dapat merugikan produsen lokal di negara-negara tersebut dan berpotensi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
  • Kelebihan Pasokan Baja: Asosiasi Pengusaha Baja Inggris, UK Steel, telah memperingatkan bahwa perang dagang dapat menyebabkan kelebihan pasokan baja di pasar Inggris karena China mengalihkan ekspor bajanya dari AS ke negara lain.

Latar Belakang dan Pembalasan

Trump berdalih bahwa tarif impor yang tinggi diperlukan untuk melindungi industri AS dari praktik perdagangan yang tidak adil. Ia menuduh negara-negara lain, terutama China, telah mengambil keuntungan dari AS selama beberapa dekade.

Namun, kebijakan Trump telah memicu pembalasan dari China. Pemerintah China telah berjanji untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya dan telah mengisyaratkan bahwa mereka akan berjuang sampai akhir dalam perang dagang ini.

Selain China, Trump juga telah mengenakan tarif impor pada negara-negara lain, termasuk Uni Eropa, Jepang, Vietnam, dan Korea Selatan. Tarif ini berkisar antara 11% hingga 50%. Kebijakan proteksionis Trump telah dikritik oleh banyak pihak, yang berpendapat bahwa kebijakan ini dapat merusak pertumbuhan ekonomi global dan merugikan konsumen.

Konsekuensi Jangka Panjang

Perang dagang AS-China memiliki potensi untuk mengubah lanskap perdagangan global secara fundamental. Jika ketegangan terus meningkat, dapat menyebabkan fragmentasi sistem perdagangan global dan munculnya blok-blok perdagangan regional. Hal ini dapat membuat perdagangan internasional menjadi lebih mahal dan kurang efisien, yang akan merugikan semua negara.

Selain itu, perang dagang dapat merusak hubungan diplomatik antara AS dan China. Kedua negara memiliki kepentingan strategis yang signifikan di banyak bidang, dan ketegangan perdagangan dapat mempersulit kerja sama dalam isu-isu global lainnya, seperti perubahan iklim dan proliferasi nuklir.

Eskalasi perang dagang AS-China merupakan ancaman serius bagi ekonomi global. Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia, dan konsekuensi jangka panjangnya bisa sangat besar. Diperlukan solusi diplomatik untuk meredakan ketegangan dan menghindari resesi global.