Nostalgia Bollywood: Film India Klasik Masih Jadi Primadona Layar Tancap Lebak Bulus

Kilau Bollywood di Layar Lebar Lebak Bulus: Nostalgia yang Tak Lekang Waktu

Di tengah gemerlapnya hiburan modern, sebuah tradisi klasik masih bertahan dan terus memikat hati masyarakat Jakarta, khususnya di kawasan Lebak Bulus: layar tancap. Lebih dari sekadar pemutaran film, layar tancap menjadi ruang publik untuk berkumpul, berbagi tawa, dan bernostalgia. Dan dari sekian banyak genre yang diputar, film-film India klasik atau Bollywood lawas, tetap menjadi primadona yang tak tergantikan.

Soleh, seorang pengelola layar tancap berpengalaman di Lebak Bulus, mengungkapkan bahwa antusiasme terhadap film India begitu besar, terutama di kalangan komunitas seperti Operator Film (Operfi) atau Persatuan Layar Tancap Indonesia (PLTI). "Kalau komunitas, sukanya India. Operfi ini juga kebanyakan India," ujarnya, mencerminkan betapa kuatnya ikatan emosional penonton dengan film-film Bollywood dari era lampau.

Kenangan manis masa lalu menjadi daya tarik utama film India klasik. Bagi banyak orang, menonton film-film ini adalah perjalanan waktu ke era 1980-an dan 1990-an, masa ketika lagu-lagu India yang merdu dan alur cerita yang menyentuh hati mendominasi dunia hiburan. "Karena jadi nostalgia saja, kan itu film-film dulu. Kalau sekarang kan sudah enggak produksi lagi. Ya kan? Sudah enggak ada. Tahun 1980-1990 itu lagunya enak-enak, Indianya. Enggak kayak sekarang," jelas Soleh.

Harga Sewa yang Fantastis

Popularitas film India klasik ini juga tercermin dari harga sewa gulungan film yang jauh lebih mahal dibandingkan genre lain. Jika film Indonesia, Amerika, China, atau Korea disewakan dengan harga Rp 300.000-400.000 per judul, film India bisa mencapai Rp 500.000-600.000. Fenomena ini menunjukkan betapa tingginya nilai sentimental dan hiburan yang ditawarkan film-film Bollywood lawas bagi para penggemarnya.

Horor Tetap Menjadi Pilihan Anak Muda

Selain film India, Soleh juga menuturkan bahwa anak-anak muda zaman sekarang lebih menyukai film horor. Film horor Indonesia, terutama yang jadul seperti film Suzanna, tetap menjadi favorit. Pemutaran film horor biasanya menggunakan flash disk yang disambungkan ke proyektor digital, namun ada juga film horor jadul yang diputar menggunakan proyektor jadul.

Layar Tancap Kembali Hadir

Setelah vakum selama bulan puasa, layar tancap di Waduk Lebak Bulus akan kembali beroperasi pada hari Sabtu, 12 April 2025. Soleh berencana membuka dua layar khusus untuk menayangkan film India, salah satunya adalah "Baazi". Selain itu, film berbahasa Indonesia dan Mandarin juga akan turut memeriahkan malam minggu tersebut. Kembalinya layar tancap ini menjadi angin segar bagi para pecinta film klasik dan penonton yang mencari hiburan alternatif yang unik dan berkesan.

Daftar Film yang Akan Diputar:

  • Baazi (India)
  • Film Horor Indonesia Jadul
  • Film Berbahasa Mandarin

Dengan kombinasi film India klasik yang memicu nostalgia, film horor yang menegangkan, dan film-film dari berbagai budaya, layar tancap Lebak Bulus menjanjikan pengalaman menonton yang tak terlupakan bagi semua kalangan. Ini adalah bukti bahwa hiburan tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat modern, dan bahwa kenangan indah masa lalu selalu memiliki daya tarik yang abadi.