Yogyakarta Tempuh Langkah Radikal: Puluhan TPS Kecil Ditutup Demi Pengelolaan Sampah yang Lebih Baik

Yogyakarta Tempuh Langkah Radikal: Puluhan TPS Kecil Ditutup Demi Pengelolaan Sampah yang Lebih Baik

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengambil langkah berani dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Sebanyak 31 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) berskala kecil akan ditutup secara bertahap, dimulai dalam dua pekan mendatang. Inisiatif ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang melihat penutupan TPS sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang selama ini menghantui kota.

Alasan di Balik Penutupan TPS

Keputusan untuk menutup puluhan TPS kecil ini bukan tanpa alasan. Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa keberadaan TPS-TPS tersebut seringkali menimbulkan masalah baru, seperti:

  • Lindi: Air sampah yang merembes dari TPS dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat.
  • Estetika: Tumpukan sampah yang menggunung di TPS merusak pemandangan kota dan menciptakan kesan kumuh.

Dengan menutup TPS-TPS kecil ini, Pemkot Yogyakarta berharap dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi warganya.

Solusi Alternatif: Insinerator dan TPST 3R

Tentu saja, penutupan TPS tidak akan menyelesaikan masalah sampah secara keseluruhan. Oleh karena itu, Pemkot Yogyakarta telah menyiapkan sejumlah solusi alternatif untuk menangani sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan insinerator.

Saat ini, Pemkot Yogyakarta memiliki 10 unit insinerator, termasuk lima unit yang akan dioperasikan di Bawuran. Insinerator ini diharapkan dapat membakar sampah secara efisien dan mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Selain insinerator, Pemkot Yogyakarta juga akan memanfaatkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3R (TPST 3R) Bawuran yang terletak di Bantul. TPST 3R ini akan digunakan untuk mengolah sampah menjadi kompos dan bahan daur ulang lainnya.

Mengantisipasi Lonjakan Sampah Saat Libur Lebaran

Pemkot Yogyakarta juga mengantisipasi lonjakan volume sampah yang biasanya terjadi selama periode libur Lebaran. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, volume sampah di Kota Yogyakarta dapat meningkat hingga 20 persen selama libur Lebaran. Untuk mengatasi hal ini, Pemkot Yogyakarta akan meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah dan mengoptimalkan pengoperasian insinerator dan TPST 3R.

Penataan Depo Sampah

Selain penutupan TPS dan pemanfaatan insinerator serta TPST 3R, Pemkot Yogyakarta juga berencana untuk menata depo sampah berskala besar dan kecil. Hingga saat ini, sudah ada 29 depo yang dikosongkan. Penataan depo sampah ini bertujuan untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan terintegrasi.

Kesiapan Anggaran

Wali Kota Hasto Wardoyo memastikan bahwa Pemkot Yogyakarta telah menyiapkan anggaran yang cukup untuk mendukung seluruh program pengelolaan sampah ini. Ia berharap, dengan dukungan anggaran yang memadai, program pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Pemkot Yogyakarta menunjukkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warganya. Penutupan TPS kecil hanyalah salah satu bagian dari upaya yang lebih besar untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah di kota tersebut.