Ironi Teluk Labuan: Dua Tahun Dibersihkan, Sampah Kembali Menggunung, Pemerintah Diminta Bertindak
Mimpi Buruk Sampah Kembali Hantui Teluk Labuan, Pandeglang
Teluk Labuan, sebuah kawasan pesisir di Kabupaten Pandeglang, Banten, kembali menghadapi persoalan klasik yang tak kunjung usai: tumpukan sampah yang menggunung. Padahal, pantai ini sempat menjadi sorotan positif dua tahun lalu, tepatnya pada Mei 2023, ketika kelompok lingkungan Pandawara Group bersama warga bahu-membahu membersihkan sampah yang mencemari kawasan tersebut.
Namun, harapan akan pantai bersih dan lestari tampaknya hanya menjadi angan-angan. Pantauan di lokasi pada Rabu, 9 April 2025, menunjukkan pemandangan yang memprihatinkan. Sepanjang kurang lebih 200 meter bibir pantai dipenuhi sampah, didominasi oleh limbah plastik dan kain yang berserakan hingga ke jalan. Warga setempat bahkan menyebut kedalaman tumpukan sampah mencapai lebih dari satu meter, menciptakan pemandangan yang tidak sedap dipandang dan berpotensi mencemari lingkungan.
Warga mengungkapkan bahwa penumpukan sampah terjadi tidak lama setelah aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh Pandawara Group. Mereka meyakini bahwa sampah tersebut bukan berasal dari warga sekitar, melainkan kiriman dari laut akibat kuatnya arus saat angin barat bertiup ke arah daratan. Volume sampah yang terdampar pun sangat besar, tidak hanya berupa plastik, tetapi juga kayu-kayu besar hingga kasur bekas.
"Kalau warga sini sudah lama enggak buang sampah ke sini, sampah kami dikolektif diangkut tiga hari sekali oleh petugas," ungkap Mas'ud, seorang warga setempat, membantah tudingan bahwa warga menjadi penyebab utama permasalahan sampah ini. Ia menambahkan, sejak pembersihan oleh Pandawara Group, tidak ada lagi program pembersihan lanjutan dari pemerintah daerah. Sampah terkesan dibiarkan menumpuk tanpa penanganan yang berarti.
Memang, pemerintah Provinsi Banten sempat memberikan bantuan berupa bak sampah untuk menampung sampah di lokasi tersebut. Namun, sayangnya, sampah yang terkumpul di bak-bak tersebut tidak pernah diangkut secara rutin oleh petugas, sehingga permasalahan sampah tetap menjadi momok bagi warga Teluk Labuan.
Rasmin Komeng, warga lainnya, berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi persoalan sampah yang berlarut-larut ini. Ia juga menolak anggapan bahwa warga menjadi penyebab utama pencemaran pantai. "Kami enggak mau jadi kambing hitam, di media sosial ramai menuduh warga sini penyebabnya," tegasnya. Padahal, menurutnya, warga Kampung Teluk sudah lama tidak membuang sampah ke laut sejak isu ini mencuat dua tahun lalu.
"Pemerintah segera turun tangan, kami sudah tidak sanggup, kalau bisa sih diurug saja jadi daratan saja karena kalau dibersihkan bakal begini terus," keluhnya, mengungkapkan keputusasaan atas kondisi yang tak kunjung membaik. Usulan ekstrem ini mencerminkan betapa frustrasinya warga menghadapi permasalahan sampah yang seolah tak berujung.
Kondisi Teluk Labuan ini menjadi ironi yang memilukan. Aksi bersih-bersih yang sempat memberikan harapan kini seolah sia-sia. Permasalahan sampah bukan hanya sekadar masalah kebersihan, tetapi juga mencerminkan kurangnya kesadaran, koordinasi, dan tindakan nyata dari berbagai pihak, terutama pemerintah, dalam mengelola sampah secara berkelanjutan. Dibutuhkan solusi komprehensif dan terpadu, mulai dari edukasi masyarakat, penyediaan infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai, hingga penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan, agar Teluk Labuan tidak terus-menerus menjadi korban tumpukan sampah.
Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Penyebab: Sampah bukan hanya dari warga lokal, tetapi juga kiriman laut.
- Tindakan: Minimnya tindakan lanjutan dari pemerintah setelah aksi Pandawara Group.
- Harapan: Warga berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah sampah.
- Solusi: Diperlukan solusi komprehensif dan berkelanjutan, bukan hanya aksi bersih-bersih sesaat.
Teluk Labuan membutuhkan perhatian serius dan tindakan nyata agar dapat kembali menjadi pantai yang bersih, indah, dan lestari. Jangan biarkan mimpi buruk sampah terus menghantui kawasan ini.