Dokter Residensi Anestesi Unpad Terjerat Kasus Pemerkosaan: Dugaan Kelainan Seksual Mencuat
Dokter Residensi Anestesi Unpad Diduga Lakukan Pemerkosaan, Polisi Dalami Kemungkinan Kelainan Seksual
Kasus dugaan pemerkosaan yang melibatkan seorang dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) menggemparkan dunia medis. Dokter berinisial PAP (31), yang merupakan residen anestesi, diduga melakukan pemerkosaan terhadap seorang wanita berinisial FH (21), yang tengah mendampingi ayahnya yang sakit kritis di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar mengungkapkan bahwa penyidikan awal mengindikasikan adanya potensi kelainan perilaku seksual pada tersangka. "Dari pemeriksaan yang telah dilakukan selama beberapa hari, kami menemukan kecenderungan bahwa pelaku memiliki sedikit kelainan dalam aspek seksual," ujar Komisaris Besar Polisi Surawan saat konferensi pers di Bandung.
Kronologi Kejadian dan Upaya Bunuh Diri Tersangka
Insiden bermula ketika korban diminta oleh pelaku untuk melakukan transfusi darah seorang diri di gedung MCHC RSHS Bandung. Korban, yang tidak menaruh curiga, mengikuti instruksi pelaku. Namun, pelaku kemudian membawa korban ke sebuah ruangan baru yang belum digunakan, dengan dalih akan dilakukan tindakan medis. Di ruangan itulah, dugaan pemerkosaan terjadi.
Penyidik menemukan bukti-bukti yang menguatkan dugaan tersebut, termasuk sisa sperma di tubuh korban dan alat kontrasepsi yang diduga digunakan oleh pelaku. Sampel-sampel tersebut telah dibekukan dan akan diuji DNA untuk memastikan kecocokannya dengan DNA pelaku.
"Kami akan melakukan uji DNA terhadap sampel yang ditemukan di kemaluan korban, sampel DNA pelaku, dan sampel yang ada pada alat kontrasepsi untuk memastikan kesesuaiannya," jelas Surawan.
Pelaku berhasil diringkus pada tanggal 23 Maret 2024 di sebuah apartemen di Bandung, lima hari setelah kejadian. Saat akan ditangkap, pelaku mencoba melakukan percobaan bunuh diri dengan melukai pergelangan tangannya. Pelaku sempat mendapatkan perawatan medis sebelum akhirnya ditahan secara resmi.
"Setelah perbuatannya terungkap, pelaku sempat berusaha melakukan bunuh diri dengan memotong urat nadi," ungkap Surawan.
Pemeriksaan Psikologi Forensik untuk Mendalami Kondisi Kejiwaan Tersangka
Guna memperkuat temuan awal terkait dugaan kelainan seksual, penyidik berencana melakukan pemeriksaan psikologi forensik terhadap tersangka. Pemeriksaan ini melibatkan ahli psikologi untuk memberikan penilaian yang lebih mendalam mengenai kondisi kejiwaan pelaku.
"Hasil pemeriksaan terhadap pelaku akan kami perkuat dengan pemeriksaan psikologi forensik yang dilakukan oleh ahli psikologi," kata Surawan.
Kasus ini masih dalam tahap penyidikan lebih lanjut. Pihak kepolisian akan terus mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi untuk mengungkap fakta sebenarnya dari kasus ini. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwajib. Polisi berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini secara profesional dan transparan.
- Daftar Bukti yang ditemukan:
- Sisa sperma di tubuh korban
- Alat kontrasepsi
- Langkah Selanjutnya:
- Uji DNA
- Pemeriksaan psikologi forensik
Unpad Menyerahkan Sepenuhnya kepada Proses Hukum
Pihak Universitas Padjadjaran (Unpad) menyatakan bahwa mereka menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada proses hukum yang berlaku. Unpad juga menyatakan akan memberikan dukungan penuh kepada pihak kepolisian dalam mengungkap kebenaran dari kasus ini.