Gelombang Tarif Trump Hantam Pasar Saham Eropa: Indeks Utama Berguguran
Gelombang Tarif Trump Hantam Pasar Saham Eropa: Indeks Utama Berguguran
Pasar saham Eropa mengalami turbulensi hebat pada perdagangan hari Rabu (9/4/2025) menyusul pemberlakuan tarif impor baru oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Keputusan ini memicu aksi jual massal di berbagai sektor, menyeret indeks-indeks utama ke zona merah.
Indeks STOXX 600, barometer bagi 600 perusahaan terbesar di Eropa, mencatatkan penurunan tajam sebesar 2,5%. Dampak serupa juga dirasakan oleh indeks acuan Jerman (GDAXI) yang terkoreksi 2,1%. Sentimen negatif ini diperparah oleh penurunan harga minyak mentah ke level terendah dalam empat tahun terakhir, yang menghantam sektor energi. Indeks saham gabungan sektor energi (SXEP) anjlok 3,8%.
Sektor pertambangan juga tidak luput dari tekanan. Indeks saham pertambangan (SXPP) merosot 4% akibat kekhawatiran atas dampak tarif terhadap China, eksportir logam terbesar dunia. Pemberlakuan tarif sebesar 104% terhadap produk-produk China menambah beban bagi sektor ini.
Sektor perbankan, yang dikenal sensitif terhadap perubahan suku bunga, turut tertekan. Indeks saham perbankan (SX7P) merosot 2,8% di tengah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada pertemuan minggu depan. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk menopang ekonomi Eropa yang tengah lesu.
"Investor juga melepas obligasi pemerintah AS, yang umumnya dianggap sebagai aset safe haven, dan beralih ke aset yang lebih aman dalam bentuk tunai," demikian laporan dari Reuters.
Kebijakan tarif Trump terhadap Eropa bukan barang baru. Sebelumnya, AS telah mengenakan tarif 25% untuk produk baja, aluminium, dan mobil dari negara-negara Uni Eropa. Kenaikan tarif terbaru sebesar 20% untuk semua barang impor dari Uni Eropa semakin memperburuk tensi perdagangan antara kedua belah pihak.
Menanggapi kebijakan AS, Komisi Uni Eropa sempat mengusulkan pemberlakuan tarif balasan sebesar 25% terhadap sejumlah produk impor AS, termasuk bourbon, anggur, dan susu. Namun, usulan ini mendapat penolakan dari beberapa negara anggota UE yang khawatir akan pembalasan lebih lanjut dari AS. Presiden Trump bahkan mengancam akan mengenakan tarif sebesar 200% terhadap minuman beralkohol Eropa.
Para menteri perdagangan negara-negara Eropa bertemu di Luksemburg pada hari Senin (7/4) untuk membahas respon Uni Eropa terhadap kebijakan tarif AS dan hubungan dengan China. Sebagian besar negara anggota Uni Eropa lebih memilih untuk memulai negosiasi dengan AS untuk menghapus tarif daripada mengambil tindakan balasan.
Dampak dan Implikasi:
Penurunan pasar saham Eropa merupakan indikasi jelas dari dampak negatif kebijakan tarif Trump terhadap ekonomi global. Ketidakpastian perdagangan yang meningkat dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan investasi di kedua sisi Atlantik. Pasar keuangan akan terus memantau perkembangan negosiasi perdagangan antara AS dan Uni Eropa. Eskalasi konflik perdagangan dapat memicu resesi global.
Analisis Lebih Lanjut:
Kebijakan tarif Trump dipandang sebagai upaya untuk melindungi industri domestik AS dan mengurangi defisit perdagangan. Namun, para kritikus berpendapat bahwa kebijakan ini justru merugikan konsumen AS dan merusak hubungan perdagangan dengan sekutu-sekutu AS. Dampak jangka panjang dari kebijakan tarif Trump masih belum jelas, tetapi jelas bahwa kebijakan ini telah menciptakan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global.
Berikut adalah beberapa poin penting untuk diperhatikan:
- Penurunan signifikan pada indeks saham utama Eropa.
- Sektor energi dan pertambangan mengalami penurunan paling besar.
- Kekhawatiran atas dampak tarif terhadap China.
- Ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa.
- Potensi eskalasi konflik perdagangan antara AS dan Uni Eropa.