ASEAN Didorong Perkuat Integrasi Ekonomi di Tengah Eskalasi Tarif AS
ASEAN Didorong Perkuat Integrasi Ekonomi di Tengah Eskalasi Tarif AS
KUALA LUMPUR - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menghadapi tantangan serius di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global yang dipicu oleh kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, menyerukan agar negara-negara anggota ASEAN mengambil langkah berani dan tegas untuk mempercepat integrasi ekonomi regional. Seruan ini muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran bahwa tarif AS dapat merugikan ekonomi negara-negara ASEAN yang sangat bergantung pada ekspor.
Dalam sebuah konferensi investasi yang diadakan bersamaan dengan pertemuan Menteri Ekonomi dan Keuangan ASEAN serta Gubernur Bank Sentral di Kuala Lumpur, Kao Kim Hourn menekankan pentingnya ASEAN untuk tetap relevan dan tangguh dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Dia menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan ini, ASEAN harus secara kolektif menegaskan kembali komitmennya terhadap lingkungan bisnis yang stabil, dapat diprediksi, dan kondusif.
Dampak Tarif AS pada Negara-negara ASEAN
Beberapa negara anggota ASEAN menghadapi dampak tarif yang signifikan atas ekspor mereka ke AS. Vietnam, sebagai produsen utama, dikenai tarif sebesar 46%. Kamboja, yang dikenal sebagai produsen pakaian murah untuk merek-merek Barat, menghadapi tarif sebesar 49%. Negara-negara lain seperti Laos (48%), Myanmar (44%), Thailand (36%), dan Indonesia (32%) juga terkena dampak tarif yang cukup besar.
Malaysia dan Brunei dikenai tarif sebesar 24%, sementara Filipina menghadapi tarif sebesar 17% dan Singapura sebesar 10%.
Strategi ASEAN dalam Menghadapi Tantangan
Alih-alih melakukan pembalasan terhadap AS, negara-negara ASEAN memilih untuk mengedepankan dialog sebagai cara untuk menyelesaikan masalah perdagangan. Namun, dengan China, sebagai pasar utama lainnya, juga memberlakukan tarif terhadap AS, negara-negara ASEAN yang berorientasi ekspor menghadapi risiko kerugian yang lebih besar akibat perang dagang global.
Kao Kim Hourn memperingatkan bahwa tanpa tindakan kolektif dan mendesak untuk mempercepat integrasi ekonomi intra-ASEAN dan melakukan diversifikasi pasar dan kemitraan, ASEAN berisiko kehilangan posisinya dalam ekonomi global yang semakin terfragmentasi dan dinamis.
Langkah-langkah yang Diusulkan
Untuk mengatasi tantangan ini, ASEAN perlu fokus pada:
- Mempercepat integrasi ekonomi intra-ASEAN: Ini melibatkan pengurangan hambatan perdagangan dan investasi di antara negara-negara anggota, serta harmonisasi peraturan dan standar.
- Diversifikasi pasar dan kemitraan: ASEAN perlu mencari pasar baru dan memperkuat kemitraan dengan negara-negara lain di luar AS dan China.
- Meningkatkan daya saing: Negara-negara ASEAN perlu meningkatkan daya saing mereka dengan berinvestasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan inovasi.
Dengan populasi gabungan lebih dari 650 juta jiwa, ASEAN memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, ASEAN perlu mengatasi tantangan yang ada dan mengambil langkah-langkah berani untuk memperkuat integrasi ekonomi regional.
Berikut adalah daftar negara-negara ASEAN yang terdampak tarif AS:
- Vietnam: 46%
- Kamboja: 49%
- Laos: 48%
- Myanmar: 44%
- Thailand: 36%
- Indonesia: 32%
- Malaysia: 24%
- Brunei: 24%
- Filipina: 17%
- Singapura: 10%
ASEAN perlu bertindak cepat dan efektif untuk melindungi kepentingan ekonominya di tengah ketidakpastian global yang terus meningkat.