Polemik Pompa Air di Pondok Maharta: Warga Keluhkan Banjir, Pemkot Tangsel Klaim Berfungsi Normal

Banjir di Pondok Maharta: Warga dan Pemkot Tangsel Berbeda Pendapat Soal Fungsi Pompa Air

TANGERANG SELATAN, Banten - Keluhan warga Perumahan Pondok Maharta, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), terkait banjir yang kerap melanda wilayah mereka, memicu perbedaan pendapat dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel. Warga menuding kerusakan pompa air sebagai penyebab utama banjir, sementara Pemkot bersikeras bahwa seluruh pompa air di kawasan tersebut berfungsi dengan baik.

Menurut warga, khususnya yang tinggal di sekitar Perumahan Pondok Maharta, banjir semakin parah akibat dua unit pompa air yang lama tidak berfungsi. Bambang (50), seorang pemilik warung pecel lele di perumahan tersebut, mengungkapkan bahwa ketidakberfungsian pompa air memperburuk kondisi saat hujan deras. Air tidak bisa disedot dengan cepat, sehingga genangan air terus meninggi.

"Pompa air udah lama mati. Kalau hujan turun, enggak ada alat bantu sedot, air naik terus," ujar Bambang, menggambarkan frustrasi warga atas situasi yang mereka hadapi.

Selain masalah pompa air, Bambang juga menyoroti adanya penyumbatan aliran air akibat pembangunan jembatan baru. Jembatan tersebut dinilai menghalangi aliran air dari kali Perumahan Maharta menuju saluran pembuangan utama, sehingga memperparah genangan air.

Menanggapi keluhan warga, Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangsel memberikan klarifikasi. Kepala Bidang Sumber Daya Air pada DSDABMBK Tangsel, Eka Pribawa, menyatakan bahwa berdasarkan informasi dari tim pemeliharaan, seluruh rumah pompa di Maharta berfungsi sebagaimana mestinya.

"Kalau info dari teman-teman pemeliharaan, rumah pompa di Maharta semua masih berfungsi,” kata Eka, saat dikonfirmasi mengenai keluhan warga.

Eka menduga bahwa pompa rusak yang dimaksud warga bukanlah bagian dari rumah pompa resmi yang dikelola oleh pemerintah kota. Ia menjelaskan bahwa pompa yang dikelola oleh Pemkot adalah pompa banjir submersible dengan spesifikasi khusus.

"Kalau pompa yang ada di kita namanya rumah pompa, spesifikasinya pompa banjir submersible. Kalau di luar itu, saya kurang tahu,” jelasnya.

Meski demikian, Eka menegaskan bahwa pihaknya akan tetap melakukan pengecekan terhadap dua pompa yang dikeluhkan warga. Ia juga mengungkapkan rencana DSDABMBK Kota Tangsel untuk membangun tiga stasiun pompa banjir permanen di Perumahan Pondok Maharta pada tahun ini. Pembangunan stasiun pompa ini merupakan upaya untuk mengatasi masalah banjir di wilayah tersebut secara lebih permanen.

"Seperti yang sudah terpasang di beberapa titik di Maharta, biasanya warga menyebutnya rumah pompa. Jadi nanti pompanya akan permanen atau standby di titik yang ditentukan,” terang Eka.

Selain tiga titik di kompleks Maharta, satu stasiun pompa banjir juga akan dibangun di sekitar Jalan Setyabudi. Pembangunan stasiun pompa ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas drainase dan mengurangi risiko banjir di wilayah tersebut.

Berikut poin-poin penting dari permasalahan ini:

  • Keluhan Warga: Warga Pondok Maharta mengeluhkan banjir yang disebabkan oleh pompa air yang rusak dan penyumbatan aliran air.
  • Klaim Pemkot: Pemkot Tangsel mengklaim bahwa seluruh pompa air yang dikelola berfungsi dengan baik.
  • Rencana Pembangunan: DSDABMBK Kota Tangsel berencana membangun tiga stasiun pompa banjir permanen di Perumahan Pondok Maharta dan satu di Jalan Setyabudi.
  • Penyumbatan Aliran Air: Warga menyoroti adanya penyumbatan aliran air akibat pembangunan jembatan baru.

Persoalan ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat dalam penanganan masalah banjir. Pemerintah perlu mendengarkan keluhan warga dan melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan kondisi sebenarnya. Sementara itu, warga juga perlu memahami peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam menjaga lingkungan dan infrastruktur yang ada.