Skandal Bank DKI: Dugaan Sabotase Internal Terungkap, Gubernur Lapor Polisi dan Copot Direktur
Krisis Bank DKI: Gubernur Ambil Tindakan Tegas Akibat Gangguan Berulang
Serangkaian gangguan layanan yang dialami Bank DKI mencapai titik nadir, memicu kemarahan Gubernur Pramono Anung. Pramono menduga kuat adanya sabotase dari dalam dan memutuskan untuk mengambil tindakan tegas, termasuk melaporkan kasus ini ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri serta mencopot Direktur Teknologi dan Operasional.
"Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali," tegas Pramono saat ditemui di Gedung DPRD Jakarta. Pramono mengungkapkan kekecewaannya atas lemahnya pengawasan internal terhadap sistem teknologi informasi Bank DKI yang mengakibatkan rentannya sistem terhadap kebocoran. Meskipun enggan menyebutkan nominal kerugian yang hanya diketahui oleh direksi, Pramono menyatakan bahwa pola gangguan yang terjadi hampir serupa.
Pelaporan ke Bareskrim dan Pemecatan Direktur
Keputusan untuk melaporkan kasus ini ke Bareskrim diambil setelah Pramono menilai bahwa gangguan yang terjadi sudah berulang kali dan merugikan nasabah. Selain itu, Amirul Wicaksono dicopot dari jabatannya sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI karena dinilai lalai dalam mengelola sistem IT bank. Posisi Amirul saat ini dirangkap oleh Direktur Umum.
"Karena sudah berulang kali. Ini yang ketiga kali. Dibebastugaskan dan jabatan itu dirangkap oleh Direktur Umum, mulai berlaku kemarin," ujar Pramono.
Audit Independen dan Pembaruan Total Sistem
Sebagai langkah preventif dan kuratif, Pramono telah menunjuk lembaga independen internasional untuk melakukan audit menyeluruh terhadap sistem Bank DKI. Audit ini bertujuan untuk melacak sumber masalah dan memantau sistem secara komprehensif. Selain itu, Pramono memerintahkan penggantian seluruh personel yang memiliki akses ke sistem informasi bank, sebagai upaya untuk meminimalisir potensi sabotase.
"Saya juga sudah meminta semua orang yang selama ini punya password dan PC di departemen itu semuanya diganti. Orang-orang baru yang dipilih oleh Direktur Utama yang sekarang," jelasnya.
Keluhan Nasabah Memuncak di Media Sosial
Gelombang keluhan dari nasabah Bank DKI membanjiri media sosial sejak tanggal 29 Maret 2025. Para nasabah mengeluhkan berbagai masalah, mulai dari tidak bisa melakukan transaksi via aplikasi JakOne Mobile, hingga gagal melakukan transfer antarbank, pembayaran QRIS, dan tarik tunai di ATM Bersama.
Beberapa contoh keluhan nasabah:
-
29 Maret 2025: Akun X @archive** melaporkan tidak dapat menemukan fitur transfer eksternal di aplikasi JakOne Mobile. > Halo bank DKI, ini kenapa ya dari siang tidak ada fitur transfer external di aplikasi JakOne, Mohon segera diperbaiki ya karena saya mau transfer ke bank lain.
-
30 Maret 2025: Akun @unknown* mengunggah tangkapan layar komplain karena tidak dapat menggunakan QRIS m-banking. > Gimana nih @bank_dki??
-
31 Maret 2025 (Lebaran): Akun @erza*22 mengeluhkan tidak bisa melakukan transaksi antarbank, membayar dengan debit atau QRIS, serta gagal tarik tunai di ATM Bersama. > Hey @bank_dki sampe kapan maintenance sistemmu? Dari mudik tanggal 29 sampe sekarang gak bisa transaksi antar bank, gak bisa bayar debit, gak bisa bayar QRIS, gak bisa tarik tunai ATM bersama. Lu kira gerai ATM-mu udah nyebar ke daerah2?
Respon Bank DKI
Sejauh ini Bank DKI belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab pasti gangguan sistem dan langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan. Namun, nasabah berharap agar Bank DKI segera mengatasi masalah ini dan meningkatkan kualitas layanan perbankan agar kepercayaan masyarakat kembali pulih.