Studi Ungkap: Kefasihan Berbahasa Asing Lebih Ditentukan Pilihan Kata Sederhana
Studi Ungkap: Kefasihan Berbahasa Asing Lebih Ditentukan Pilihan Kata Sederhana
Sebuah studi terbaru mengungkap fakta menarik tentang bagaimana kefasihan berbahasa asing dinilai. Alih-alih menggunakan kosakata yang kompleks dan jarang dipakai, justru penggunaan kata-kata sederhana dan umum dalam percakapan sehari-hari terbukti membuat seseorang terdengar lebih fasih dan lancar dalam berbahasa asing.
Temuan ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Kotaro Takizawa dari Sekolah Pascasarjana Pendidikan, Universitas Waseda, dan Shungo Suzuki dari Organisasi Penelitian Sistem Komputasi Hijau, Universitas Waseda. Hasil penelitian mereka dipublikasikan dalam jurnal Studies in Second Language Acquisition, membuka wawasan baru tentang strategi pembelajaran bahasa yang efektif.
Fokus pada Kelancaran, Bukan Kosakata Sulit
Menurut Suzuki, selama ini, pengajar dan pelajar bahasa asing cenderung terfokus pada penguasaan kosakata yang jarang digunakan dengan harapan dapat meningkatkan kefasihan. Namun, studi ini menunjukkan bahwa fokus tersebut mungkin kurang tepat sasaran. Justru, penekanan pada penggunaan ungkapan-ungkapan umum sehari-hari, yang diucapkan dengan lancar dan natural, akan memberikan dampak yang lebih signifikan pada persepsi orang lain terhadap kemampuan berbahasa kita.
Sebagai contoh, Suzuki memberikan ilustrasi sederhana. Alih-alih menggunakan frasa "I agree the idea," yang terdengar kurang alami, lebih baik menggunakan ungkapan "I agree with the idea." Pilihan kedua ini lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, sehingga membuat penuturnya terdengar lebih mahir dan lancar dalam berbahasa Inggris.
Dampak Positif pada Ujian Kemampuan Bahasa
Tidak hanya soal persepsi, studi ini juga menunjukkan bahwa penggunaan kata-kata sederhana secara lancar dan natural memiliki dampak positif pada hasil ujian kemampuan bahasa asing. Khususnya, ujian yang menilai kefasihan sebagai bagian dari skor akhir, seperti TOEFL dan IELTS.
Oleh karena itu, para peneliti menyarankan peserta ujian kemahiran berbahasa asing untuk fokus pada penggunaan ekspresi frasa umum dan menjaga kelancaran penyampaian. Takizawa menekankan bahwa peningkatan kelancaran dalam berbicara berkontribusi signifikan pada penilaian kefasihan yang baik.
Metodologi Penelitian
Untuk memperoleh temuan ini, Takizawa dan Suzuki menganalisis tuturan 120 penutur bahasa Inggris asal Jepang saat menyampaikan argumen. Mereka mengukur penggunaan ekspresi urutan dua dan tiga kata, yang menunjukkan seberapa sering para peserta menggunakan frasa umum dan formulaik.
Selanjutnya, kemahiran dan kelancaran para penutur dinilai oleh 10 penilai berpengalaman. Peneliti juga mengukur tingkat artikulasi, jeda, dan koreksi untuk dibandingkan dengan persepsi para penilai terhadap kelancaran tiap penutur. Analisis ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada penilaian kefasihan.
Kelancaran Sebagai Kunci Utama
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelancaran adalah kunci utama untuk membuat seseorang terdengar fasih berbahasa asing. Penggunaan ekspresi formulaik atau frasa sehari-hari meningkatkan persepsi kelancaran sebesar 0,8 persen. Sebaliknya, penggunaan istilah "tinggi," jarang dipakai, atau lebih kompleks, hanya memberikan sedikit atau bahkan tidak memberikan dampak positif pada penilaian kelancaran.
Takizawa menyimpulkan bahwa ekspresi formulaik yang umum dan sering digunakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penilaian penilai terhadap kefasihan pembicara, jauh lebih besar daripada ekspresi yang rumit dan jarang dipakai.
Studi ini memberikan implikasi penting bagi pembelajaran dan pengajaran bahasa asing. Dengan berfokus pada kelancaran dan penggunaan kata-kata sederhana, para pelajar bahasa dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dan membuat kesan yang lebih baik pada orang lain.