Pascabanjir Rawajati: Sampah Menumpuk, Warga Mengeluhkan Layanan Publik yang Terganggu
Pascabanjir Rawajati: Sampah Menumpuk, Warga Mengeluhkan Layanan Publik yang Terganggu
Bencana banjir yang melanda kawasan Rawajati, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu telah surut. Namun, dampaknya masih terasa bagi warga setempat. Tumpukan sampah sisa banjir yang belum diangkut menjadi masalah utama, dibarengi dengan terganggunya layanan publik seperti pasokan air dan listrik. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan dan kesulitan hidup bagi masyarakat yang terdampak.
Pantauan di lokasi pada Kamis (6/3/2025) menunjukkan pemandangan yang memprihatinkan. Sampah rumah tangga bercampur lumpur masih menumpuk di berbagai titik, menimbulkan bau tak sedap yang menyengat. Beberapa ruas jalan masih digenangi lumpur sisa banjir, menyulitkan akses bagi warga. Meskipun terlihat petugas dari Dinas Sumber Daya Air berupaya membersihkan jalanan dengan mencangkul lumpur, upaya tersebut tampak belum mampu mengatasi permasalahan yang ada secara menyeluruh. Keberadaan genangan lumpur yang belum dibersihkan menimbulkan potensi penyebaran penyakit.
Siti Aminah (56), salah seorang warga Rawajati, mengungkapkan keprihatinannya atas tumpukan sampah yang berada tepat di depan rumahnya. Ia khawatir kondisi tersebut akan memicu masalah kesehatan bagi keluarganya, terutama mengingat adanya anggota keluarga yang baru menjalani operasi dan bayi balita di rumahnya. "Keberadaan sampah ini sangat mengganggu dan mengkhawatirkan," ujarnya dengan nada cemas. Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Sementara itu, Holida (57), warga lainnya, menceritakan kesulitan yang dialaminya akibat banjir yang merendam rumahnya hingga atap. Kondisi ini menyebabkan token listriknya terendam air dan tidak berfungsi, sehingga mengakibatkan pemadaman listrik. Ia juga mengeluhkan masih terputusnya pasokan air bersih di rumahnya. "Token listrik saya rusak karena terendam banjir. Saya harus menggantinya, dan kondisi tanpa air bersih juga sangat menyulitkan," keluhnya.
Selama beberapa hari pascabanjir, Holida hanya mengandalkan bantuan petugas pemadam kebakaran untuk membersihkan jalanan di depan rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan mandi, ia terpaksa menumpang di Puskesmas terdekat. "Kami membersihkan sedikit demi sedikit, tapi sangat terbatas karena tidak ada air. Untuk mandi saja harus antre di Puskesmas," tambahnya, menggambarkan kesulitan yang dihadapi warga dalam memenuhi kebutuhan dasar pascabanjir.
Kejadian ini menyoroti pentingnya penanganan pascabencana yang terintegrasi dan cepat. Tidak hanya sebatas penanganan banjir, tetapi juga mencakup pengelolaan sampah, pemulihan layanan publik, dan dukungan sosial bagi warga yang terdampak. Keterlambatan penanganan pascabanjir dapat menimbulkan masalah kesehatan dan sosial ekonomi bagi masyarakat, sehingga membutuhkan respon yang sigap dan efektif dari pemerintah setempat.
- Warga Rawajati mengeluhkan lambannya penanganan sampah pascabanjir.
- Terganggunya layanan publik seperti listrik dan air bersih memperparah kondisi warga.
- Petugas Dinas Sumber Daya Air tampak berupaya membersihkan jalanan, namun belum cukup efektif.
- Kondisi sanitasi yang buruk berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
- Warga berharap pemerintah memberikan respon cepat dan solusi tepat untuk mengatasi permasalahan ini.