Arus Balik Lebaran 2025: Jakarta Belum Dipadati Pemudik, WFA Jadi Faktor Penentu
Arus Balik Lebaran 2025: Jakarta Belum Dipadati Pemudik, WFA Jadi Faktor Penentu
Masa libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah telah usai, aktivitas perkantoran dan bisnis kembali bergeliat. Kendati demikian, pantauan di sejumlah titik transportasi publik di Jakarta dan sekitarnya menunjukkan arus balik pemudik belum mencapai puncaknya.
Situasi Terkini di Stasiun KRL
Stasiun Bogor dan Depok, misalnya, tampak lebih lengang dibandingkan hari kerja biasa sebelum libur Lebaran. Seorang petugas keamanan di Stasiun Bogor mengungkapkan bahwa volume penumpang yang menuju Jakarta belum menunjukkan lonjakan signifikan. Hal serupa juga dirasakan oleh Afandi, seorang penumpang KRL, yang menyebut suasana stasiun pagi itu masih cukup sepi.
"Kelihatannya sih masih longgar ya, nggak padat banget. Kalau lagi normal, nggak bisa santai gini, pasti udah numpuk di peron, di dalam keretanya apa lagi," ujar Afandi.
Di Stasiun Depok, seorang pekerja bernama Faqih (25) juga merasakan hal yang sama. Ia menduga kondisi ini dipengaruhi oleh kebijakan work from anywhere (WFA) yang masih berlaku.
"Ini masih belum terlalu ramai, biasanya penuh banget jam segitu. Masih banyak yang ngambil cuti buat istirahat sama ada WFA juga kan," kata Faqih.
Penjelasan KAI dan Korlantas Polri
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengkonfirmasi bahwa arus balik ke Jakarta masih terus berlangsung. Data KAI menunjukkan pergerakan penumpang selama arus balik Idul Fitri 1446 Hijriah ini relatif merata dan tidak terkonsentrasi pada satu atau dua hari tertentu.
- Sebanyak 758.791 penumpang telah meninggalkan Jakarta melalui stasiun-stasiun wilayah Daerah Operasi 1 (Daop 1) sejak dimulainya masa angkutan Lebaran 2025 pada 21 Maret hingga 6 April 2025 pukul 24.00 WIB.
Anne Purba menekankan bahwa kebijakan WFA memberikan fleksibilitas bagi masyarakat untuk kembali ke Jakarta secara bertahap, sehingga kepadatan arus balik dapat terkelola dengan lebih baik.
Kakorlantas Polri, Irjen Agus Suryonugroho, menyatakan bahwa sekitar 74% kendaraan dari luar Jakarta telah kembali ke ibu kota. Ia memperkirakan bahwa sisanya akan kembali secara bertahap setelah operasi kepolisian selesai.
"Hasil analisis dan evaluasi untuk arus balik, kembali itu hanya rata-rata maksimal 85 persen, yang lainnya itu setelah operasi nanti berangsur-angsur akan kembali ke Jakarta. Jadi tidak harus 100 persen," ungkap Irjen Agus.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Arus Balik
Irjen Agus menjelaskan bahwa beberapa faktor menjadi penyebab belum semua pemudik kembali ke Jakarta, antara lain:
- Masyarakat masih menikmati libur atau cuti tambahan.
- Masyarakat masih berada di luar Jakarta untuk berbagai keperluan.
Arus Lalu Lintas Terpantau Lancar
Kakorlantas juga melaporkan bahwa kondisi arus balik secara umum berjalan lancar. Selain itu, angka kecelakaan dan korban meninggal dunia selama periode operasi mengalami penurunan.
Asal Daerah Pemudik yang Kembali ke Jakarta
Dari 74% kendaraan yang telah kembali ke Jakarta, didominasi dari arah timur (Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat) dengan total 57%. Kemudian disusul 22% dari arah barat (melalui Pelabuhan Merak) dan 19,8% dari selatan (Sukabumi dan sekitarnya).
Secara keseluruhan, situasi arus balik Lebaran 2025 di Jakarta terpantau terkendali. Kebijakan WFA dan pengaturan lalu lintas yang baik menjadi faktor penting dalam mengelola kepadatan dan memastikan kelancaran arus balik.