Energi Terbarukan Dominasi Pasar Listrik Global: Suplai 32% Kebutuhan Dunia di Tahun 2024

Energi Terbarukan Dominasi Pasar Listrik Global: Suplai 32% Kebutuhan Dunia di Tahun 2024

Energi terbarukan (EBT) semakin memantapkan posisinya sebagai sumber energi utama dunia. Data terbaru dari lembaga think tank Ember menunjukkan bahwa EBT telah menyuplai 32% kebutuhan listrik global sepanjang tahun 2024. Pencapaian ini menandai rekor baru dan menggarisbawahi peran krusial EBT dalam transisi energi global. Peningkatan ini didorong oleh kombinasi faktor, termasuk peningkatan permintaan listrik akibat gelombang panas, kekhawatiran tentang keamanan energi, dan penurunan biaya teknologi EBT.

Pendorong Utama Pertumbuhan EBT

Beberapa faktor kunci berkontribusi pada pertumbuhan pesat EBT:

  • Gelombang Panas: Tahun 2024 menyaksikan gelombang panas ekstrem di berbagai belahan dunia, yang meningkatkan permintaan listrik untuk pendingin ruangan (AC). Peningkatan ini menyumbang 0,7% atau setara dengan 208 terrawatt jam (TWh) terhadap total permintaan listrik global.
  • Kekhawatiran Keamanan Energi: Ketidakstabilan geopolitik dan kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh beberapa negara telah memicu kekhawatiran tentang keamanan energi. Negara-negara kini lebih fokus pada pengembangan sumber energi domestik yang aman dan terpercaya, menjadikan EBT sebagai pilihan yang menarik.
  • Penurunan Biaya Teknologi EBT: Biaya teknologi EBT, seperti tenaga surya dan angin, terus menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membuat EBT semakin kompetitif dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
  • Peningkatan Permintaan Listrik: Peningkatan konsumsi listrik untuk kecerdasan buatan, pusat data, kendaraan listrik, dan pompa panas menyumbang 0,7 persen dari pertumbuhan permintaan global tahun lalu.

Kontribusi Berbagai Sumber EBT

Pertumbuhan EBT didukung oleh kontribusi dari berbagai sumber, termasuk:

  • Tenaga Angin: Pembangkit listrik tenaga angin terus berkembang pesat, terutama di negara-negara dengan potensi angin yang tinggi.
  • Tenaga Surya: Tenaga surya menjadi salah satu sumber EBT dengan pertumbuhan tercepat, didorong oleh penurunan biaya modul surya dan peningkatan efisiensi.
  • Tenaga Air: Pembangkit listrik tenaga air tetap menjadi sumber EBT yang penting, meskipun pertumbuhan kapasitasnya relatif stabil.

Perbandingan dengan Sumber Energi Lain

Sementara EBT mencatat pertumbuhan yang signifikan, sumber energi lain juga memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan listrik global:

  • Batu Bara: Batu bara masih menjadi sumber pembangkitan terbesar, menyediakan 34% dari pangsa global, meskipun angkanya turun dari 36% dari 2023.
  • Gas Alam: Pembangkit listrik tenaga gas menyumbang 22% dari produksi listrik global.
  • Tenaga Nuklir: Pembangkit listrik tenaga nuklir menyumbang 9% sumber listrik. Angkanya turun dari yang sebelumnya 9,1 persen di 2023.

Dampak Kebijakan Tarif Impor

Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh beberapa negara, seperti Amerika Serikat, berpotensi memengaruhi permintaan EBT. Kenaikan tarif impor dapat meningkatkan biaya komponen EBT, sehingga mengurangi daya saingnya. Namun, kekhawatiran tentang keamanan energi dapat mendorong negara-negara untuk lebih fokus pada pengembangan EBT domestik, yang dapat mengimbangi dampak negatif dari tarif impor. Euan Graham, Analis Listrik dan Data Ember berpendapat, EBT bisa mendapatkan manfaat karena lonjakan tarif impor Amerika Serikat.

Implikasi dan Prospek Masa Depan

Pencapaian EBT dalam menyuplai 32% kebutuhan listrik global merupakan langkah maju yang signifikan dalam transisi energi. Dengan terus menurunnya biaya teknologi dan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya energi bersih, EBT diperkirakan akan terus memainkan peran yang semakin besar dalam memenuhi kebutuhan energi dunia di masa depan.

CEO Global Renewables Alliance, Bruce Douglas, menyatakan industri EBT menghasilkan 858 TWh listrik ke sistem pada 2024. Angka ini lebih dari gabungan konsumsi listrik tahunan Inggris dan Prancis.

Transisi menuju energi bersih tidak hanya penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim, tetapi juga untuk meningkatkan keamanan energi dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan investasi yang berkelanjutan, EBT memiliki potensi untuk mengubah lanskap energi global dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.