Legenda Kuliner Singapura, Lim's Fried Oyster, Umumkan Penutupan Setelah Hampir Setengah Abad

Kabar duka bagi para pecinta kuliner Singapura. Kedai Lim's Fried Oyster, yang telah menemani lidah warga Singapura selama 48 tahun, akan menutup pintunya pada Agustus 2025.

Penutupan kedai legendaris ini menambah daftar panjang bisnis kuliner berusia puluhan tahun yang terpaksa gulung tikar karena berbagai alasan, mulai dari biaya operasional yang terus meningkat hingga ketiadaan generasi penerus.

Lim's Fried Oyster, yang berlokasi di Berseh Food Centre, Jalan Besar, telah menjadi ikon kuliner sejak tahun 1977. Lin Weifa dan istrinya, Pan Huiling, pemilik kedai ini, memutuskan untuk pensiun setelah mengabdikan diri selama hampir setengah abad.

Menurut laporan Mothership SG, Pan Huiling mengungkapkan bahwa keputusan untuk pensiun diambil sebelum kondisi fisik mereka menurun. Renovasi Berseh Food Centre yang dijadwalkan pada September 2025 juga menjadi pertimbangan utama.

Antrean panjang terlihat di depan kedai Lim's Fried Oyster sejak kabar penutupan ini beredar. Para pelanggan setia berbondong-bondong datang untuk menikmati hidangan tiram goreng terakhir mereka.

Seorang reporter Shin Min Daily News menyaksikan sendiri bagaimana pasangan lansia ini melayani pesanan 30 porsi tiram goreng pada tanggal 5 April 2025. Bahkan, kedai dibuka lebih awal untuk mengakomodasi banyaknya pesanan.

"Setelah semua orang mendengar bahwa kami akan tutup, mereka semua datang ke sini. Bisnis kami sangat bagus selama dua hari terakhir," ujar Pan kepada Shin Min Daily News.

Salah seorang pelanggan mengungkapkan kesedihannya atas penutupan Lim's Fried Oyster. Namun, ia juga merasa senang karena pasangan pemilik kedai tersebut dapat menikmati masa pensiun dengan sehat.

Lim's Fried Oyster hanya menawarkan satu menu andalan, yaitu Tiram Goreng atau orh luak, yang tersedia dalam tiga pilihan ukuran dengan harga mulai dari SGD 5 hingga SGD 10. Tiram goreng di sini terkenal dengan ukuran tiramnya yang besar, kesegarannya, dan teksturnya yang juicy. Tiram dibalut dengan adonan tepung renyah berwarna cokelat keemasan dan disajikan dengan sambal manis asam yang mirip dengan saus Thailand.

Sebelumnya, Singapura juga kehilangan Hong Seng, kedai masakan China-Melayu yang telah beroperasi selama 50 tahun. Pemiliknya memutuskan untuk menutup bisnisnya karena kedua anaknya memilih karier profesional dan tidak ingin meneruskan usaha keluarga.

Lin Youhao, pemilik Hong Seng, percaya bahwa cita rasa masakannya akan berubah jika ditangani oleh orang lain. Selain itu, ia merasa tidak sanggup lagi berjualan di usia 65 tahun. Ia berencana untuk menjual bisnisnya, namun belum memublikasikannya.

Penutupan Lim's Fried Oyster dan Hong Seng menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi oleh bisnis kuliner tradisional di Singapura. Semoga warisan kuliner mereka tetap hidup dalam kenangan para pelanggan setia.