Tragedi di Curug Panganten: Wisatawan Tasikmalaya Tewas Tenggelam, Objek Wisata Ditutup Sementara

Curug Panganten Ciamis Ditutup Usai Insiden Wisatawan Tenggelam

Objek wisata Curug Panganten yang terletak di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ditutup sementara untuk umum. Keputusan ini diambil menyusul insiden tragis yang menimpa seorang wisatawan asal Tasikmalaya yang tewas tenggelam pada Sabtu (5/4/2025). Penutupan ini berlaku mulai Minggu (6/4/2025) hingga waktu yang belum ditentukan.

Korban diketahui bernama Rifki Juliansyah, seorang pemuda berusia 17 tahun berasal dari Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Peristiwa nahas ini terjadi saat korban tengah menikmati liburan Lebaran di Curug Panganten.

Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Ani Supiani, membenarkan kejadian ini. Menurutnya, tim BPBD Ciamis bersama tim dari posko alun-alun dan PMI Ciamis segera diterjunkan ke lokasi setelah menerima laporan. "Korban dievakuasi oleh petugas Curug Panganten," ujarnya.

Setelah berhasil dievakuasi dari area air terjun, korban langsung dilarikan ke Puskesmas Sadananya untuk mendapatkan penanganan medis. Namun sayang, petugas kesehatan menyatakan bahwa Rifki Juliansyah telah meninggal dunia.

Alasan Penutupan dan Evaluasi Mendalam

Kepala Desa Tanjungsari, Maman Supriatman, menjelaskan bahwa penutupan Curug Panganten ini didasari oleh beberapa faktor. Selain karena adanya insiden wisatawan yang meninggal dunia, kondisi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi menyebabkan volume air terjun meningkat drastis, sehingga dinilai membahayakan keselamatan pengunjung.

"Penutupan ini terkait dengan kejadian kemarin, juga karena musim hujan dan cuaca ekstrem. Ini juga sebagai upaya evaluasi bersama dalam pengelolaan wisata Curug Panganten," kata Maman.

Penutupan sementara ini diharapkan dapat memberikan waktu bagi pihak pengelola untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan, kepengurusan, serta aspek keamanan di objek wisata tersebut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang.

Maman menambahkan bahwa pihaknya belum dapat memastikan kapan Curug Panganten akan kembali dibuka untuk umum. Pembukaan kembali akan dilakukan setelah proses revisi kepengurusan dan penataan pengelolaan wisata selesai dilakukan, serta setelah memastikan bahwa seluruh aspek keamanan telah terpenuhi.

Upaya Peningkatan Keamanan dan Pengawasan

Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama pengelola objek wisata, untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap pengunjung. Beberapa langkah yang mungkin akan diambil setelah evaluasi meliputi:

  • Peningkatan rambu-rambu peringatan: Memasang rambu-rambu peringatan yang lebih jelas dan mudah dipahami mengenai potensi bahaya di area air terjun.
  • Penambahan petugas pengawas: Menempatkan petugas pengawas yang terlatih di titik-titik strategis untuk memantau aktivitas pengunjung dan memberikan pertolongan jika diperlukan.
  • Pembatasan area berenang: Menentukan area-area yang aman untuk berenang dan melarang pengunjung untuk berenang di area yang berbahaya.
  • Penyediaan perlengkapan keselamatan: Menyediakan perlengkapan keselamatan seperti pelampung bagi pengunjung yang ingin berenang.
  • Sosialisasi keselamatan: Memberikan sosialisasi mengenai keselamatan kepada pengunjung sebelum memasuki area wisata.

Diharapkan dengan upaya-upaya ini, Curug Panganten dapat kembali dibuka dengan kondisi yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh pengunjung. Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dan mengutamakan keselamatan saat berlibur di tempat wisata alam.

Objek wisata lain di sekitar Desa Tanjungsari, seperti Leuwi Pamipiran, tetap buka dan beroperasi seperti biasa.