Pelecehan Seksual di Stasiun Tanah Abang: Polisi Buru Pelaku dan KAI Tingkatkan Pengawasan CCTV

Pelecehan Seksual Gegerkan Stasiun Tanah Abang, Polisi Buru Pelaku

Kasus pelecehan seksual kembali mencoreng fasilitas publik di Jakarta. Kali ini, seorang wanita menjadi korban di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Peristiwa ini memicu respons cepat dari pihak kepolisian dan PT KAI Commuter (KAI Commuter) untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat bergerak cepat melakukan penyelidikan setelah viralnya cerita korban di media sosial. Meskipun korban belum membuat laporan resmi, polisi telah berkoordinasi dengan KAI Commuter untuk mengakses rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi ciri-ciri pelaku dan mengungkap kronologi kejadian secara lebih detail.

"Tim penyelidikan sedang berkoordinasi dengan pihak KAI untuk meminta rekaman CCTV guna mengetahui ciri-ciri pelaku," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus.

Korban menceritakan pengalamannya kepada seorang pengemudi taksi online, menyebutkan bahwa ia menjadi korban pelecehan oleh seorang pria yang melakukan onani hingga mengenai celananya. Kejadian tersebut diduga terjadi di sekitar eskalator stasiun.

KAI Commuter Tingkatkan Keamanan dan Imbau Masyarakat Waspada

KAI Commuter mengkonfirmasi telah menerima laporan terkait dugaan pelecehan seksual yang terjadi pada tanggal 2 April 2025. Setelah menerima laporan, petugas keamanan stasiun segera melakukan pencarian di area yang dimaksud, namun pelaku sudah tidak berada di lokasi dan korban telah meninggalkan stasiun.

"Laporan tersebut segera ditindaklanjuti dengan penelusuran melalui sistem CCTV analytic untuk melacak terduga pelaku," kata Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan.

KAI Commuter juga telah menghubungi pengunggah video viral terkait kejadian tersebut untuk mendapatkan informasi tambahan. Hasil penelusuran CCTV menunjukkan bahwa terduga pelaku telah mengikuti korban sejak turun dari kereta hingga ke hall bawah stasiun, sebelum melakukan tindakan yang mencurigakan.

Pihak KAI Commuter telah mengidentifikasi terduga pelaku dan memasukkannya ke dalam sistem pengenalan wajah CCTV. Hal ini memungkinkan sistem untuk memberikan notifikasi jika pelaku kembali memasuki area stasiun. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan dan antisipasi kejadian serupa di masa mendatang.

Leza Arlan mengimbau kepada seluruh pengguna KRL Commuter Line untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap lingkungan sekitar. KAI Commuter tidak akan mentolerir segala bentuk pelanggaran norma kesusilaan dan akan menindak tegas pelaku kejahatan di area stasiun. Pihaknya juga mengajak pengguna yang melihat atau menjadi korban pelecehan untuk tidak takut berteriak, meminta bantuan, atau segera melaporkannya kepada petugas keamanan stasiun.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Jika Mengalami atau Menyaksikan Pelecehan Seksual di Area Publik:

  • Berteriak dan menarik perhatian orang sekitar: Ini dapat menghentikan tindakan pelaku dan meminta bantuan.
  • Meminta bantuan orang di sekitar: Jangan ragu untuk meminta pertolongan kepada orang yang berada di dekat Anda.
  • Mencatat ciri-ciri pelaku: Ini akan membantu pihak berwajib dalam proses penyelidikan.
  • Melaporkan kejadian kepada petugas keamanan: Petugas keamanan akan membantu Anda dan mengambil tindakan yang diperlukan.
  • Membuat laporan polisi: Laporan polisi akan menjadi dasar bagi proses hukum selanjutnya.

KAI Commuter berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna KRL Commuter Line. Dengan meningkatkan pengawasan dan kesadaran masyarakat, diharapkan kasus pelecehan seksual di area publik dapat dicegah dan ditangani secara efektif.