Presiden Prabowo Soroti Kebijakan Tarif Impor AS yang Picu Kegelisahan Global
Dampak Kebijakan Tarif Impor AS Terhadap Ekonomi Global: Sorotan dari Presiden Prabowo
Jakarta – Kebijakan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat (AS) terhadap lebih dari 180 negara, termasuk Indonesia, menuai sorotan tajam dari Presiden Prabowo Subianto. Dalam sebuah forum ekonomi yang diselenggarakan di Menara Mandiri, Jakarta, pada hari Selasa, 8 April 2025, Presiden Prabowo menyampaikan keprihatinannya atas dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan tersebut terhadap stabilitas ekonomi global.
Presiden Prabowo secara implisit mengkritik kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Beliau menyatakan bahwa tindakan tersebut telah memicu ketidakpastian di kalangan pelaku ekonomi dan menimbulkan kecemasan di berbagai negara. Meskipun tidak secara eksplisit menyebut nama negara yang menerapkan kebijakan tarif tersebut, namun jelas bahwa pernyataan tersebut merujuk pada AS.
"Apa yang terjadi saat ini?" tanya Presiden Prabowo. "Guncangan dunia akibat negara yang terkuat menerapkan kebijakan-kebijakan, memberikan tarif yang begitu besar kepada banyak negara. Bisa dikatakan (dampaknya) menimbulkan ketidakpastian dunia, banyak negara cemas," imbuhnya.
Kebijakan tarif impor AS yang diumumkan oleh Presiden Trump sebelumnya, menetapkan tarif sebesar 32 persen untuk barang-barang impor dari Indonesia, mulai berlaku pada tanggal 9 April 2025. Kebijakan ini mencakup berbagai jenis produk, antara lain:
- Barang medis dan kemanusiaan yang dilindungi oleh 50 USC 1702(b)
- Produk yang telah dikenakan tarif berdasarkan Section 232 (baja, aluminium, mobil dan suku cadang mobil)
- Produk strategis (tembaga, semikonduktor, produk kayu, farmasi)
- Bullion (logam mulia)
- Energi dan mineral tertentu yang tidak tersedia di AS
Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga diterapkan terhadap 180 negara lainnya. Beberapa negara, seperti China dan Kanada, telah menyatakan niat untuk mengambil langkah-langkah balasan sebagai respons terhadap kebijakan tarif AS.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya kemandirian ekonomi bagi Indonesia. Beliau mengingatkan kembali pesan para pendiri bangsa yang selalu menekankan agar Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam bidang ekonomi. Dalam menghadapi tantangan ekonomi global saat ini, Presiden mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus membangun ekonomi Indonesia secara mandiri.
"Bertahun-tahun sudah saya ingatkan, mari kita bangun ekonomi kita dengan berdiri di atas kaki kita sendiri," tegas Presiden Prabowo.
Situasi ini menuntut respons yang cermat dan terukur dari pemerintah Indonesia. Analis ekonomi berpendapat bahwa pemerintah perlu segera melakukan diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada AS. Selain itu, peningkatan daya saing produk dalam negeri juga menjadi kunci untuk menghadapi dampak negatif dari kebijakan tarif impor AS. Pemerintah juga perlu menjalin komunikasi yang intensif dengan negara-negara lain yang terdampak untuk mencari solusi bersama atas permasalahan ini.