Kebijakan Tarif Trump Memicu Erosi Kapitalisasi Pasar Apple Hingga USD 640 Miliar dalam Tiga Hari
Dampak Kebijakan Tarif Trump Terhadap Raksasa Teknologi, Apple
Dalam kurun waktu tiga hari perdagangan, kapitalisasi pasar perusahaan teknologi raksasa, Apple, mengalami penurunan signifikan yang mencapai hampir USD 640 miliar. Penurunan tajam ini dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap dampak kebijakan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menurut laporan CNBC pada Selasa (8/4/2025), saham Apple mengalami penurunan sebesar 3,7% pada hari Senin. Jika diakumulasikan, penurunan selama tiga hari terakhir mencapai 19%, yang mengakibatkan hilangnya kapitalisasi pasar sebesar USD 638 miliar, atau setara dengan Rp 10.761,1 triliun.
Ketergantungan Apple Pada Rantai Pasok Global Jadi Sorotan
Analis menilai bahwa Apple sangat rentan terhadap kebijakan tarif Trump karena ketergantungannya yang besar pada rantai pasokan global, terutama dari China. Sebesar 54% komponen dan material yang digunakan Apple berasal dari China, yang terkena dampak langsung dari tarif yang diberlakukan Trump.
Selain China, Apple juga memiliki fasilitas produksi di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Thailand. Namun, negara-negara ini juga tidak luput dari dampak kebijakan tarif Trump, sehingga semakin memperburuk prospek keuangan Apple.
Selain Apple, perusahaan teknologi lain seperti Microsoft dan Tesla juga mengalami penurunan nilai saham pada hari Senin, mengindikasikan kekhawatiran pasar yang lebih luas terhadap dampak kebijakan tarif pada sektor teknologi.
Opsi Sulit Bagi Apple: Kenaikan Harga atau Penurunan Margin Keuntungan
Para analis memprediksi bahwa Apple akan menghadapi dua pilihan sulit sebagai respons terhadap kebijakan tarif: menaikkan harga produk atau menanggung biaya tarif yang lebih tinggi.
UBS memperkirakan bahwa harga iPhone termahal dapat naik hingga USD 350, atau sekitar 30% dari harga saat ini sebesar USD 1.199, jika Apple memutuskan untuk sepenuhnya mentransfer biaya tarif kepada konsumen.
Tim Long dari Barclays memperkirakan bahwa Apple dapat memilih untuk menaikkan harga atau menerima penurunan 15% dalam penghasilan per lembar saham jika tidak melakukan perubahan signifikan pada rantai pasokannya. Opsi lain yang mungkin diambil Apple adalah merancang ulang rantai pasok mereka dengan memindahkan produksi ke negara-negara yang memiliki tarif lebih rendah.
Hingga saat ini, pihak Apple belum memberikan komentar resmi terkait dampak kebijakan tarif Trump terhadap bisnis mereka. Pasar akan terus memantau perkembangan situasi ini dan bagaimana Apple akan merespons tantangan yang ada.
Dampak Lebih Luas pada Industri Teknologi
Kasus Apple ini menyoroti kerentanan perusahaan teknologi global terhadap kebijakan perdagangan internasional. Ketergantungan pada rantai pasok global yang kompleks membuat perusahaan-perusahaan ini rentan terhadap perubahan kebijakan yang mendadak dan dapat berdampak signifikan pada profitabilitas mereka. Perusahaan-perusahaan lain dalam industri teknologi akan mengamati dengan seksama bagaimana Apple mengatasi tantangan ini, karena hal itu dapat memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana mengelola risiko dalam lingkungan perdagangan global yang semakin tidak pasti.