Prediksi Penurunan Arus Urbanisasi ke Jakarta Pasca-Lebaran 2025: Imbas Pemindahan Ibu Kota dan Pemerataan Pembangunan
Arus Urbanisasi ke Jakarta Diprediksi Melandai Pasca-Lebaran 2025
Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperkirakan adanya penurunan signifikan jumlah pendatang baru di Jakarta setelah perayaan Idul Fitri 2025. Proyeksi ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk persepsi masyarakat tentang Jakarta yang tidak lagi menjadi pusat pemerintahan setelah ibu kota negara resmi dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
"Salah satu faktor utama yang memengaruhi penurunan ini adalah anggapan masyarakat bahwa Jakarta akan segera kehilangan statusnya sebagai ibu kota negara," ujar pejabat terkait di Balai Kota Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Tren Penurunan yang Berkelanjutan
Data tiga tahun terakhir menunjukkan tren penurunan yang konsisten dalam arus urbanisasi ke Jakarta. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 395.298 pendatang. Angka ini mengalami penurunan drastis pada tahun 2024 menjadi 84.783 jiwa. Untuk tahun 2025, Pemprov DKI Jakarta memprediksi jumlah pendatang hanya akan berkisar antara 10.000 hingga 15.000 jiwa.
Pemerataan Pembangunan sebagai Faktor Penentu
Selain pemindahan ibu kota, faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan arus urbanisasi adalah pemerataan pembangunan yang kini menjangkau berbagai daerah di Indonesia. Pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang tidak lagi terpusat di Jakarta membuat masyarakat memiliki lebih banyak pilihan selain menjadikan Jakarta sebagai satu-satunya tujuan untuk mencari nafkah.
"Pemerataan pembangunan telah menciptakan peluang yang lebih luas di berbagai daerah, sehingga mengurangi daya tarik Jakarta sebagai satu-satunya pusat pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
Pemprov DKI Jakarta sedang melakukan kajian mendalam untuk memastikan apakah akan terjadi peningkatan atau penurunan lebih lanjut pada tahun 2025.
Jakarta Tetap Terbuka untuk Pendatang Baru
Meski demikian, Pemprov DKI Jakarta menegaskan bahwa Jakarta tetap terbuka bagi siapa saja yang ingin datang dan mencari penghidupan. Tidak akan ada operasi yustisi untuk menertibkan pendatang baru. Pendataan akan dilakukan secara persuasif melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
"Jakarta adalah kota yang inklusif dan terbuka bagi semua warga negara Indonesia. Kami tidak akan melakukan tindakan represif terhadap pendatang baru," tegasnya.
Harapan untuk Kedamaian dan Kerukunan
Pemprov DKI Jakarta berharap agar kedatangan warga baru tetap menjaga suasana kedamaian, kerukunan, dan nilai-nilai positif yang telah ada di Jakarta.
"Kami berharap semua pendatang baru dapat berkontribusi positif terhadap kota Jakarta dan bersama-sama menjaga suasana yang kondusif," pungkasnya.
Rincian Data Pendatang:
- 2023: 395.298 jiwa
- 2024: 84.783 jiwa
- Prediksi 2025**: 10.000 - 15.000 jiwa