Skandal di RSUD Bahteramas: Ribuan Ampul Fentanil Raib, Dugaan Keterlibatan Orang Dalam Mencuat

Kendari Digegerkan Hilangnya Ribuan Ampul Fentanil dari RSUD Bahteramas

Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dikejutkan dengan laporan hilangnya ribuan ampul obat bius Fentanil dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas. Kejadian ini memicu investigasi mendalam oleh pihak kepolisian dan sorotan tajam terhadap sistem keamanan serta potensi keterlibatan orang dalam. Sebanyak 1.460 ampul Fentanil merek Fertanex, yang tergolong narkotika, dilaporkan lenyap dari gudang penyimpanan obat rumah sakit pada hari Kamis, 3 April 2025. Hilangnya obat-obatan keras ini menimbulkan kekhawatiran besar akan penyalahgunaan dan dampaknya terhadap masyarakat.

Kronologi dan Temuan Awal

Pencurian ini terungkap ketika petugas rumah sakit menemukan adanya ketidaksesuaian antara jumlah fisik obat dan catatan inventaris. Seorang petugas keamanan menemukan jendela ruangan penyimpanan terbuka pada sore hari kejadian. Bersama dengan petugas rumah sakit lainnya, dilakukan pemeriksaan dan ditemukan bahwa lemari penyimpanan obat-obatan narkotika telah dirusak, padahal sebelumnya terkunci rapat. Temuan ini segera dilaporkan ke Polsek Baruga dan Polresta Kendari untuk penanganan lebih lanjut.

Reaksi Pejabat dan Investigasi Kepolisian

Kasus ini menarik perhatian Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Hugua, yang mengaku belum menerima laporan resmi dari pihak rumah sakit. Ia berencana memanggil Direktur Utama RSUD Bahteramas untuk meminta penjelasan rinci mengenai kejadian tersebut. Hugua mengungkapkan kekhawatirannya, mengingat Fentanil adalah obat golongan narkotika yang memiliki potensi penyalahgunaan tinggi.

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari telah menerima laporan resmi dan memulai penyelidikan. Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Nirwan Fakaubun, mengonfirmasi bahwa obat yang hilang adalah Fentanil, obat narkotika yang sangat kuat. Polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan sedang meminta keterangan dari saksi-saksi untuk mengungkap pelaku dan motif pencurian. Fokus utama penyelidikan adalah mencari tahu bagaimana pelaku dapat masuk ke ruang penyimpanan obat yang seharusnya aman dan terkunci.

Dugaan Keterlibatan Orang Dalam dan Langkah Selanjutnya

Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama adalah dugaan keterlibatan orang dalam. Wakil Gubernur Hugua secara terbuka menyatakan kecurigaannya bahwa pencurian ini tidak mungkin terjadi tanpa bantuan dari seseorang yang memiliki akses dan pengetahuan tentang sistem keamanan rumah sakit. Ia berencana turun langsung ke lapangan dan memanggil kepala rumah sakit untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Pertanyaan kunci yang harus dijawab adalah bagaimana sistem pengawasan bisa dilanggar dan apakah kejadian ini merupakan bagian dari jaringan yang lebih besar.

Kasus pencurian ribuan ampul Fentanil di RSUD Bahteramas ini menjadi ujian berat bagi pihak kepolisian dan manajemen rumah sakit. Masyarakat menuntut pengungkapan kasus ini secara transparan dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku. Keberhasilan mengungkap kasus ini akan menjadi penting untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap RSUD Bahteramas dan memastikan keamanan obat-obatan berbahaya di fasilitas kesehatan lainnya.