Misteri Kematian Wartawan di Jakarta Barat: Infeksi Paru-paru dan Temuan Obat-obatan Mencuat

Teka-teki Kematian Wartawan di Hotel Kebon Jeruk: Polisi Dalami Dugaan Infeksi Paru dan Penggunaan Obat-obatan

Kasus kematian seorang wartawan bernama Situr Wijaya (32) di sebuah hotel di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terus menjadi sorotan. Pihak kepolisian masih berupaya mengungkap penyebab pasti kematian pria asal Palu, Sulawesi Tengah, yang ditemukan tak bernyawa pada Jumat malam (4/4/2025) di kamar hotel D'Paragon.

Investigasi Awal dan Temuan di TKP

Setelah menerima laporan, tim dari Polres Metro Jakarta Barat segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung menyatakan bahwa tiga orang saksi, yang terdiri dari pihak hotel dan perwakilan RT setempat, telah dimintai keterangan untuk membantu proses investigasi.

Pada saat olah TKP, petugas menemukan sejumlah barang bukti termasuk beberapa jenis obat-obatan, seperti:

  • Promag tablet
  • Mycoral ketoconazole (obat jamur)
  • Rifampicin (antibiotik)
  • Produk perawatan wajah Viva White Clean & Mask.

Keberadaan obat-obatan ini menjadi salah satu fokus penyelidikan untuk mengungkap kemungkinan kaitannya dengan penyebab kematian korban.

Hasil Otopsi Awal: Indikasi Infeksi Paru-paru

Hasil otopsi yang dilakukan di RS Polri Kramatjati menunjukkan adanya indikasi infeksi pada paru-paru korban. Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, menjelaskan bahwa dugaan sementara mengarah pada penyakit TBC. Namun, untuk memastikan diagnosis tersebut, penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi.

Selain itu, otopsi juga mengungkapkan adanya luka lecet pada bibir korban yang diduga akibat benturan dengan benda tumpul, kemungkinan besar akibat terjatuh. Paru-paru kanan korban juga menunjukkan perlengketan yang mengindikasikan adanya infeksi. Adanya nasi dan sayuran setengah tercerna pada isi lambung korban, perkiraan waktu kematian diperkirakan antara 8 hingga 24 jam sebelum pemeriksaan luar, yaitu antara 4 April 2025 pukul 04.00 WIB hingga 20.00 WIB.

Misteri Pemesanan Ambulans

Fakta menarik lainnya yang terungkap adalah adanya seorang perempuan yang memesan ambulans untuk membawa korban ke rumah sakit sebelum jenazahnya ditemukan. Subadria Nuka, kuasa hukum dari dua saksi (SF dan AS) yang merupakan pemilik dan sopir ambulans, membenarkan adanya pesanan tersebut.

Menurut Subadria, perempuan yang memesan ambulans mengaku sebagai teman dekat korban dan menginformasikan bahwa korban sedang sakit. Namun, setibanya di lokasi, SF dan AS menemukan Situr sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Perempuan tersebut juga sempat menawarkan diri untuk mengantar ke rumah sakit dan mengatakan keluarganya akan langsung datang ke rumah sakit. Namun, identitas dan keberadaan perempuan ini masih menjadi misteri dan terus didalami oleh pihak kepolisian.

Penyelidikan Berlanjut: Menunggu Hasil Pemeriksaan Lanjutan

Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi untuk mengetahui penyebab pasti kematian Situr Wijaya. Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menegaskan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan pada tubuh korban berdasarkan hasil otopsi sementara.

Kasus ini masih terus bergulir dan pihak kepolisian berjanji akan terus melakukan penyelidikan secara menyeluruh untuk mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya terkait kematian wartawan tersebut.