Arus Balik Lebaran 2025: Mayoritas Kendaraan Pemudik Telah Kembali ke Jabodetabek

Arus Balik Lebaran 2025: Dominasi Kendaraan Kembali ke Jabodetabek

Jakarta - Gelombang arus balik Lebaran 2025 menunjukkan tren signifikan dengan mayoritas kendaraan pemudik telah kembali menuju wilayah Jabodetabek. Data terbaru dari Korlantas Polri menunjukkan bahwa sekitar 70% kendaraan telah memasuki kembali wilayah metropolitan ini, menandai puncak arus balik setelah perayaan Idul Fitri.

Brigjen Pol Raden Slamet Santoso, Dirgakkum Korlantas Polri, mengungkapkan bahwa pantauan sejak Senin dini hari menunjukkan volume kendaraan yang konsisten memasuki Jabodetabek melalui empat gerbang tol utama. Rata-rata, antara 5.000 hingga 7.000 kendaraan tercatat melintasi setiap gerbang tol per jam. Angka ini mengindikasikan pergerakan masif masyarakat yang kembali dari kampung halaman.

"Hingga pukul 18.00 WIB, kami mencatat bahwa sekitar 65 hingga 70 persen kendaraan telah kembali ke Jabodetabek," ujar Slamet dalam keterangan resminya. Korlantas Polri terus memantau secara intensif arus kendaraan yang masuk dari berbagai arah, termasuk Kalikangkung, Pejagan, Palimanan, Cipularang, dan Cileunyi, untuk memastikan kelancaran lalu lintas dan mengantisipasi potensi kepadatan.

Penurunan Angka Kecelakaan Selama Mudik Lebaran 2025

Selain fokus pada kelancaran arus balik, Korlantas Polri juga menyoroti keberhasilan pelaksanaan mudik Lebaran tahun ini dalam menekan angka kecelakaan. Slamet Santoso menyatakan bahwa terjadi penurunan signifikan antara 27 hingga 30 persen dalam jumlah kecelakaan dibandingkan dengan periode mudik tahun sebelumnya.

"Penurunan angka kecelakaan ini merupakan hasil dari sinergisitas yang baik antara berbagai stakeholder. Kami telah menerapkan pola-pola baru yang merupakan hasil evaluasi dari pelaksanaan Lebaran dan Natal-Tahun Baru sebelumnya. Evaluasi ini memungkinkan kami untuk mengelaborasi strategi yang lebih efektif dalam mengelola arus mudik," jelas Slamet.

Salah satu inovasi yang diterapkan adalah penggunaan contraflow dan one way lokal sebagai bagian dari rekayasa lalu lintas. Pendekatan ini terbukti efektif dalam mengurai kepadatan dan meminimalkan potensi kecelakaan.

Faktor Keberhasilan Pengelolaan Mudik

Keberhasilan menekan angka kecelakaan dan mengelola arus mudik secara efektif tidak lepas dari beberapa faktor kunci, di antaranya:

  • Koordinasi Lintas Sektor: Sinergi antara Polri, Kementerian Perhubungan, Jasa Marga, dan instansi terkait lainnya memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam menghadapi dinamika di lapangan.
  • Pemanfaatan Teknologi: Penggunaan sistem pemantauan CCTV dan analisis data lalu lintas secara real-time membantu petugas dalam memprediksi potensi kepadatan dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
  • Sosialisasi dan Edukasi: Kampanye keselamatan berlalu lintas yang gencar dilakukan sebelum dan selama periode mudik meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi peraturan dan menjaga keselamatan diri serta orang lain.
  • Rekayasa Lalu Lintas: Penerapan contraflow, one way, dan sistem ganjil genap di ruas-ruas tol tertentu terbukti efektif dalam mengurai kepadatan dan memperlancar arus kendaraan.

Dengan mayoritas pemudik telah kembali ke Jabodetabek dan angka kecelakaan yang menurun signifikan, pelaksanaan mudik Lebaran 2025 dapat dikatakan berhasil. Namun, Korlantas Polri tetap mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan mematuhi peraturan lalu lintas selama perjalanan kembali ke aktivitas normal.