Diplomasi Kontras: Jabatan Duta Besar RI di Tiongkok Stabil, di Amerika Serikat Sering Berganti

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Washington DC, Amerika Serikat, mengalami kekosongan jabatan Duta Besar (Dubes) selama hampir dua tahun terakhir. Kekosongan ini muncul setelah Rosan Roeslani, yang sebelumnya menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk AS, ditunjuk menjadi Wakil Menteri BUMN pada 17 Juli 2023 oleh Presiden Joko Widodo.

Kontras dengan situasi di Washington DC, posisi Dubes Indonesia untuk Tiongkok diisi oleh satu nama yang sama selama tujuh tahun terakhir, yaitu Djauhari Oratmangun. Penunjukan Djauhari Oratmangun sebagai Dubes Indonesia untuk Tiongkok dilakukan oleh Presiden Jokowi sejak 20 Februari 2018. Sebelum mengemban tugas di Tiongkok, Djauhari Oratmangun menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Rusia dari tahun 2011 hingga 2016. Setelah menyelesaikan masa baktinya di Rusia, ia sempat menduduki posisi Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Isu-isu Strategis, sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Dubes Indonesia untuk Tiongkok pada 20 Februari 2018.

Perbedaan mencolok terlihat dari frekuensi pergantian Dubes RI di AS. Sejak tahun 2018 hingga April 2024, tercatat empat nama berbeda yang menduduki posisi Dubes Indonesia untuk AS:

  • Budi Bowoleksono: 14 Februari 2014 - 7 Januari 2019
  • Mahendra Siregar: 7 Januari 2019 - 25 Oktober 2019
  • Muhammad Lutfi: 14 September 2020 - 23 Desember 2020
  • Rosan Roeslani: 25 Oktober 2021 - 17 Juli 2023

Setelah pengangkatan Rosan Roeslani menjadi Wakil Menteri BUMN, posisi Dubes Indonesia di AS mengalami kekosongan hingga April 2024. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mengenai stabilitas dan kesinambungan representasi diplomatik Indonesia di dua negara penting, yaitu Tiongkok dan Amerika Serikat. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kompleksitas hubungan bilateral, prioritas kebijakan luar negeri, dan dinamika politik internal.

Stabilitas jabatan Dubes di Tiongkok, yang dipegang oleh Djauhari Oratmangun selama tujuh tahun, memberikan keuntungan berupa kesinambungan dalam membangun dan memelihara hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Tiongkok. Sementara itu, seringnya pergantian Dubes di AS dapat menimbulkan tantangan dalam membangun hubungan yang konsisten dan efektif, serta berpotensi mempengaruhi persepsi pihak AS terhadap komitmen Indonesia.

Perbedaan pendekatan dalam penempatan Dubes di kedua negara ini mencerminkan kompleksitas diplomasi Indonesia dalam menghadapi dinamika geopolitik global. Pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penempatan Dubes di berbagai negara menjadi krusial dalam upaya meningkatkan efektivitas diplomasi Indonesia di kancah internasional.