Guardiola Geram: Aksi Suporter Manchester United Mencemooh Ibu Phil Foden Dinilai Tidak Beretika
Derby Manchester Dihantui Cemoohan Tidak Pantas: Guardiola Meradang
Pertandingan Derby Manchester yang berlangsung di Old Trafford pada Minggu (6/4/2025) lalu, menyisakan noda akibat perilaku tidak terpuji sejumlah oknum suporter Manchester United. Insiden bermula ketika penyerang Manchester City, Phil Foden, ditarik keluar lapangan. Saat itulah, sekelompok suporter tuan rumah terdengar melantunkan cemoohan yang ditujukan kepada ibunda Foden. Tindakan ini sontak memicu reaksi keras dari pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
"Tindakan itu benar-benar tidak beretika dan tidak dapat diterima," ujar Guardiola dengan nada berang, seperti dikutip dari The Sun. "Di dunia sepak bola, kami semua, baik manajer, pemilik klub, dan terutama para pemain, sangat rentan terhadap sorotan. Namun, saya sama sekali tidak habis pikir dengan mentalitas orang-orang yang tega menyeret-nyeret seorang ibu ke dalam celaan. Itu adalah tindakan yang tidak berintegritas, tidak berkelas, dan memalukan."
Guardiola menekankan bahwa kritik seharusnya ditujukan kepada performa di lapangan, bukan menyerang ranah pribadi dan keluarga. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.
Pertandingan itu sendiri berakhir imbang tanpa gol, sebuah hasil yang mengecewakan bagi kedua tim. Manchester City saat ini masih bertengger di peringkat kelima klasemen sementara Liga Inggris dengan raihan 52 poin, sementara Manchester United berada di posisi ke-13 dengan 38 poin.
Berikut adalah poin-poin penting dari pertandingan dan insiden tersebut:
- Pertandingan: Manchester United vs Manchester City berakhir 0-0.
- Insiden: Suporter Manchester United mencemooh ibunda Phil Foden saat sang pemain ditarik keluar lapangan.
- Reaksi Guardiola: Mengecam keras tindakan suporter Manchester United dan menyebutnya tidak beretika.
- Posisi Klasemen: Manchester City berada di peringkat 5 dengan 52 poin, Manchester United di peringkat 13 dengan 38 poin.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa rivalitas dalam sepak bola seharusnya tetap berada di koridor sportivitas dan tidak melampaui batas-batas etika dan moralitas. Diharapkan, kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh suporter untuk lebih bijak dalam mendukung tim kesayangan mereka dan menghindari tindakan-tindakan yang dapat merugikan pihak lain.