Lonjakan Kasus Tenggelam di Australia Selama Musim Panas dan Kasus Ancaman Perawat terhadap Warga Negara Asing

Lonjakan Kasus Tenggelam di Australia dan Ancaman Perawat terhadap Warga Negara Asing

Data terbaru yang dirilis menunjukkan peningkatan signifikan kasus kematian akibat tenggelam di Australia selama musim panas lalu. Sebanyak 99 jiwa melayang di pantai, sungai, kolam renang, dan jalur air lainnya antara 1 Desember 2023 dan 29 Februari 2024. Angka ini menunjukan peningkatan 10 persen dibandingkan musim panas sebelumnya, dan menjadi perhatian serius bagi otoritas setempat.

Lebih memprihatinkan lagi, lebih dari separuh kematian (54 dari 55 kasus) terjadi di lokasi tanpa pengawasan penjaga pantai. Fenomena ini mengarah pada kesimpulan bahwa kurangnya pengawasan dan kesadaran akan bahaya menjadi faktor utama. Para ahli keselamatan air menunjuk pada tren peningkatan upaya pengambilan foto selfie di lokasi yang berbahaya dan terpencil sebagai salah satu penyebab utama. Keinginan untuk mendapatkan foto yang sempurna di pantai yang indah atau air terjun yang spektakuler, tanpa mempertimbangkan kemampuan berenang, terbukti berakibat fatal.

Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kasus Tenggelam:

  • Kurangnya pengawasan di lokasi wisata air yang terpencil.
  • Tren selfie yang berisiko di lokasi berbahaya.
  • Kemampuan berenang yang kurang memadai.
  • Kurangnya kesadaran akan bahaya dan keselamatan di air.

Kasus ini menyoroti pentingnya kampanye keselamatan air yang lebih intensif dan efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya tenggelam dan pentingnya berhati-hati di dekat perairan. Pihak berwenang perlu meningkatkan pengawasan di lokasi-lokasi yang rawan kecelakaan dan menggalakkan program edukasi keselamatan air kepada masyarakat.

Kasus Ancaman Perawat terhadap Warga Negara Asing

Di sisi lain, kepolisian New South Wales (NSW) juga melaporkan penangkapan Ahmad Rashad Nadir, seorang perawat berusia 27 tahun. Nadir ditangkap dan didakwa atas tuduhan menggunakan fasilitas layanan untuk mengancam, melecehkan, dan menyinggung seorang warga negara asing, serta kepemilikan obat terlarang. Penangkapan ini terjadi setelah percakapannya dengan seorang content creator asal Israel, Max Veifer, melalui aplikasi Chatruletka tersebar. Dalam percakapan tersebut, Nadir melontarkan pernyataan yang dianggap sebagai ancaman terhadap Veifer karena kewarganegaraannya.

Kasus ini menjadi sorotan kedua setelah penangkapan perawat lain, Sarah Abu Lebdeh, yang juga terlibat dalam percakapan yang sama dan telah didakwa awal bulan ini. Keduanya dijadwalkan untuk menjalani persidangan pada akhir bulan ini. Kasus ini menambah daftar panjang kasus ancaman dan kejahatan berbasis online yang melibatkan penggunaan media sosial dan aplikasi komunikasi digital. Penting untuk diingat bahwa penggunaan internet dan media sosial harus bertanggung jawab dan menghormati hukum serta hak asasi manusia.

Kasus Ensefalitis Jepang di Victoria

Selain kasus tenggelam dan ancaman, Victoria juga melaporkan kasus kedua ensefalitis Jepang pada manusia. Seorang warga di sebelah utara Victoria terdiagnosis menderita penyakit ini setelah kemungkinan terpapar di wilayah Riverina, New South Wales, di sepanjang Sungai Murray. Kasus ini menyusul kasus pertama yang dikonfirmasi pada bulan Desember lalu. Pemerintah daerah setempat telah mengeluarkan peringatan kesehatan dan terus memantau perkembangan situasi.