Gelontoran Dana Raksasa: 10 Film Streaming dengan Anggaran Produksi Mencengangkan

Persaingan sengit di antara platform streaming mendorong investasi besar-besaran dalam produksi film. Ratusan juta dolar digelontorkan untuk menghasilkan karya sinematik dengan efek visual memukau, aktor papan atas, dan kualitas produksi setara film layar lebar. Berikut adalah daftar 10 film streaming dengan anggaran produksi paling fantastis yang pernah dibuat, membuktikan bahwa industri ini tidak main-main dalam memanjakan penonton.

  • The Electric State (Netflix) - Rp 5,2 Triliun:

    • Disutradarai oleh Russo Brothers, film ini memegang rekor sebagai film streaming termahal saat ini. Berlatar dunia pasca-apokaliptik yang didominasi robot canggih, The Electric State membutuhkan CGI kelas atas dan desain set yang detail untuk menciptakan visual futuristik yang meyakinkan. Millie Bobby Brown, Chris Pratt, dan Stanley Tucci turut membintangi film ini, menambah biaya produksi karena honor mereka yang tinggi. Dengan total biaya $320 juta, Netflix berharap The Electric State akan menjadi hit global saat dirilis pada tahun 2025.
  • The Gray Man (Netflix) - Rp 3,3 Triliun:

    • Russo Brothers kembali dipercaya Netflix untuk menggarap film dengan anggaran besar. The Gray Man adalah film aksi-spionase yang menampilkan Ryan Gosling, Chris Evans, dan Ana de Armas. Syuting dilakukan di berbagai lokasi di seluruh dunia, termasuk Prancis, Azerbaijan, dan Republik Ceko. Adegan aksi besar-besaran, seperti pertempuran di alun-alun kota Praha, dikabarkan menghabiskan $40 juta hanya untuk satu adegan. Meskipun menerima beragam ulasan, The Gray Man berhasil menarik banyak penonton, dan Netflix telah merencanakan sekuelnya.
  • Red Notice (Netflix) - Rp 3,3 Triliun:

    • Red Notice mengandalkan daya tarik bintang-bintang Hollywood untuk menarik penonton. Dwayne Johnson, Ryan Reynolds, dan Gal Gadot dibayar dengan harga tinggi untuk membintangi film ini. Proses syuting dilakukan di lokasi-lokasi eksotis seperti Italia dan Spanyol. Dengan anggaran $200 juta, Netflix berharap Red Notice akan menjadi mega-hit. Meskipun menerima ulasan campuran, film ini menjadi salah satu film yang paling banyak ditonton di Netflix.
  • Rebel Moon (Netflix) - Rp 2,7 Triliun:

    • Zack Snyder, yang dikenal dengan gaya visualnya yang khas, dipercaya Netflix untuk membuat film fiksi ilmiah epik Rebel Moon. Terinspirasi oleh Star Wars, film ini menampilkan pertempuran luar angkasa dan efek CGI kelas atas. Proyek ini awalnya direncanakan sebagai satu film, tetapi karena skalanya yang besar, akhirnya dibagi menjadi dua bagian. Biaya besar dialokasikan untuk CGI, pembangunan set yang megah, koreografi aksi, dan desain makhluk alien yang unik. Netflix berharap Rebel Moon akan menjadi waralaba baru yang sukses.
  • Emancipation (Apple TV+) - Rp 2,6 Triliun:

    • Apple TV+ juga ikut bersaing dengan Emancipation, sebuah film drama sejarah yang dibintangi Will Smith. Film ini mengisahkan seorang budak yang berjuang untuk kebebasannya. Berlatar era Perang Saudara Amerika, produksi film ini membutuhkan set dan kostum yang sangat detail untuk memastikan akurasi sejarah. Lokasi syuting yang sulit dan efek visual untuk adegan perang juga berkontribusi pada anggaran film yang besar.
  • The Irishman (Netflix) - Rp 2,5 Triliun:

    • Martin Scorsese dan Netflix berkolaborasi dalam The Irishman, sebuah film epik tentang dunia mafia yang dibintangi Robert De Niro, Al Pacino, dan Joe Pesci. Penggunaan teknologi de-aging untuk membuat para aktor terlihat lebih muda menjadi salah satu faktor utama yang membuat film ini mahal. Efek ini membutuhkan waktu lama dalam pascaproduksi, yang secara signifikan meningkatkan biaya produksi. Meskipun anggarannya tinggi, The Irishman sukses besar di ajang penghargaan dan dianggap sebagai salah satu film terbaik di Netflix.
  • 6 Underground (Netflix) - Rp 2,4 Triliun:

    • Menyebut nama Michael Bay pasti mengingatkan pada ledakan dan aksi spektakuler. 6 Underground adalah film aksi dengan anggaran $150 juta yang dipenuhi dengan kejar-kejaran mobil, tembakan, dan efek praktis yang luar biasa. Ryan Reynolds, sebagai bintang utama, juga menerima bayaran yang tinggi dalam proyek ini. Meskipun film ini tidak menerima banyak pujian dari kritikus, ia tetap menjadi salah satu film aksi terbesar di Netflix.
  • Pinocchio (Disney+) - Rp 2,4 Triliun:

    • Disney dikenal dengan film live-action yang memiliki anggaran besar. Versi live-action Pinocchio yang dibintangi Tom Hanks ini menghabiskan $150 juta untuk efek visual tingkat tinggi. Banyak karakter dalam film ini dibuat dengan CGI, termasuk Pinocchio sendiri, yang membuat biaya produksi melambung. Sayangnya, meskipun memiliki anggaran besar dan disutradarai oleh Robert Zemeckis, film ini tidak mendapatkan sambutan yang diharapkan.
  • Heart of Stone (Netflix) - Rp 2,4 Triliun:

    • Netflix ingin memiliki waralaba aksi sendiri yang dapat menyaingi Mission: Impossible dan James Bond. Hasilnya adalah Heart of Stone, sebuah film mata-mata yang dibintangi Gal Gadot dengan anggaran $150 juta. Film ini menampilkan banyak adegan aksi besar yang melibatkan lokasi syuting internasional, efek praktis, dan teknologi CGI. Dengan modal sebesar ini, Netflix berharap Heart of Stone dapat menjadi franchise jangka panjang.
  • Outlaw King (Netflix) - Rp 1,9 Triliun:

    • Film sejarah yang mengangkat kisah Robert the Bruce, Outlaw King, menghabiskan $120 juta untuk produksi. Dengan set megah, kostum yang dibuat sangat detail, dan adegan pertempuran yang melibatkan ratusan figuran dan kuda, film ini benar-benar menghadirkan pengalaman sinematik yang epik. Chris Pine, sebagai pemeran utama, juga menerima bayaran besar, sementara lokasi syuting di Skotlandia menambah biaya produksi. Meskipun tidak sepopuler film Netflix lainnya, Outlaw King tetap menjadi bukti bahwa Netflix serius dalam membuat film dengan kualitas blockbuster.

Investasi besar dalam produksi film berkualitas tinggi menjadi strategi utama bagi platform streaming untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Namun, apakah anggaran yang besar selalu menjamin kualitas film yang baik? Hal ini menjadi perdebatan menarik di kalangan penikmat film.