Curah Hujan Tinggi Picu Banjir Bandang di Bontang, Tim Gabungan Dikerahkan
Hujan deras yang mengguyur Kota Bontang, Kalimantan Timur, sejak Minggu (6/4/2025), telah menyebabkan banjir bandang yang meluas dan berdampak signifikan pada kehidupan warga. Banjir ini melanda sejumlah kawasan, terutama di Bontang Selatan dan Bontang Utara, dengan Kelurahan Satimpo menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak.
Dampak Banjir dan Upaya Penanganan
Berdasarkan laporan terkini pada Senin (7/4/2025), sedikitnya enam titik banjir telah teridentifikasi di seluruh kota. Di Satimpo, ketinggian air mencapai satu meter, merendam rumah-rumah warga dan bahkan hampir menenggelamkan kendaraan yang diparkir di jalan. Warga seperti Sarani (36) mengungkapkan bahwa air naik secara tiba-tiba, memaksa mereka untuk meninggalkan rumah tanpa sempat menyelamatkan barang-barang berharga.
Selain Satimpo, kawasan Imam Bonjol juga mengalami dampak banjir yang signifikan. Warga setempat berinisiatif memasang pembatas jalan untuk mencegah kendaraan melintas di tengah arus banjir yang deras. Adi (40), seorang warga, menyatakan bahwa tindakan ini diperlukan untuk keselamatan, karena ada risiko kendaraan hanyut jika nekat menerobos banjir.
Wilayah lain yang terdampak termasuk Jalan Ahmad Yani, Gunung Sari di Kelurahan Api-Api, serta ruas-ruas jalan di Jalan Polo Air, Jalan Selancar, dan Jalan Catur. Beberapa titik dilaporkan mengalami genangan air yang hampir menenggelamkan badan mobil.
Pemerintah Kota Bontang merespons situasi ini dengan cepat, membentuk tiga tim yang terdiri dari personel BPBD dan instansi terkait. Tim-tim ini bertugas untuk:
- Memantau ketinggian air di Kilo 5.
- Mendampingi Wali Kota dalam kunjungan ke lokasi banjir.
- Melakukan penanganan di titik-titik longsor.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan BPBD Bontang, Eko Mashudi, menjelaskan bahwa banjir disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk saluran drainase yang tersumbat sampah, kapasitas drainase yang tidak memadai, dan posisi rumah warga yang lebih rendah dari permukaan jalan.
Faktor Penyebab dan Solusi Jangka Panjang
Di Jalan Labu Putih RT 18 dan 19, banjir menggenangi area seluas tiga hektare dengan ketinggian air mencapai satu meter. Eko Mashudi menyoroti masalah utama, yaitu level rumah warga yang lebih rendah dari jalan dan sistem drainase yang belum terhubung sepenuhnya ke drainase kota. Hal ini menyebabkan air dari jalan langsung masuk ke rumah warga saat hujan deras.
Untuk mengatasi masalah banjir ini secara berkelanjutan, Pemerintah Kota Bontang perlu mengambil langkah-langkah komprehensif, termasuk:
- Meningkatkan kapasitas dan efisiensi sistem drainase.
- Melakukan normalisasi sungai dan saluran air.
- Mengatur tata ruang kota dengan mempertimbangkan aspek hidrologi.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Dengan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan Kota Bontang dapat mengurangi risiko banjir dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warganya.